Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengukuhkan 100 pelajar pilihan dalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kota Surabaya 2019, di Balai Kota, Surabaya, Kamis, (15/08/2019).
Setelah dikukuhkan, mereka siap menjalankan mandat sebagai petugas upacara bendera Hari Ulang Tahun ke-74 Republik Indonesia, pada 17 Agustus mendatang.
Tri Rismaharini lantas mengucapkan selamat atas terpilihnya anggota Paskibraka tahun 2019 ini. Mereka dipilih dari tahap seleksi ribuan peserta, dari SMA sederajat se-Surabaya sejak beberapa bulan lalu. Setelah melalui beberapa seleksi, maka lahirlah 100 Paskibraka yang mengikuti latihan intens mempersiapkan upacara pengibaran bendera pusaka.
“Anakku kalian orang yang beruntung bisa mendapatkan kesempatan ini karena ribuan peserta ingin seperti kalian sekarang. Inilah kesempatan kalian membuktikan yang terbaik untuk bumi nusantara tercinta,” kata Risma.
Menurutnya, membuktikan kecintaan pada negara, bisa melalui berbagai cara. Termasuk mengibarkan bendera sang merah putih di HUT ke-74 RI. Akan tetapi, pengibaran bendera tidaklah hanya sebatas menaikkan kain berwarna merah dan putih saja, melainkan esensi atas perjuangan para pahlawan yang membuat Indonesia berhasil merdeka.
“Banyak sekali pahlawan kita yang gugur karena ingin mengubah bendera merah putih biru menjadi merah putih saja. Padahal itu risikonya besar sekali tapi mereka (pahlawan) dengan berani melakukannya, bahkan tidak peduli nyawa,” ujarnya.
Perjuangan Paskibraka, kata dia, tidak berhenti setelah upacara berakhir. Namun setelah upacara ini nanti, masih banyak yang harus dilakukan untuk membuktikan kecintaan pada negeri melalui prestasi-prestasi yang harus dicapai.
“Kalian berhak berhasil. Ingat ya, kalau para pejuang dulu dengan susah payah membuat Indonesia Merdeka. Kita harus menjaga kemerdekaan ini. Buat bangga guru, orang tua, dan bumi tercinta nusantara,” tegasnya.
Risma juga berpesan kepada mereka agar tidak meninggalkan kebiasaan selama menjalani pelatihan di karantina. Sebab, selama berada di karantina, mereka diajarkan lebih displin, dan dibekali pengetahuan cinta kebangsaan. Selain itu, ia juga berharap, kebiasaan yang dilakukan saat di karantina itu dapat ditularkan kepada teman-teman dan saudara.
“Setelah kembali ke rumah masing-masing, saya berharap kebiasaan-kebiasaan yang sudah diajarkan tetap kalian lakukan, dan tularkan kedisiplinan itu pada sekitarnya,” pesannya.
Sementara itu, Eddy Christijanto Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya, menyampaikan, persiapan 100 pelajar Paskibraka ini kurang lebih memakan waktu dua minggu untuk latihan intens. Sebelum masuk ke dua minggu itu, peserta juga ada pelatihan pra selama empat hari berturut-turut.
“Karantina dilakukan selama empat hari dari tanggal 14-17 Agustus usai upacara,” kata Eddy.
Selama menjalani karantina, para peserta Paskibraka juga dibekali materi wawasan kebangsaan, perjuangan dari veteran, TNI, dan organisasi pemuda. Hal ini bertujuan sebagai bentuk cinta pada NKRI.
“Mereka kita tanamkan itu karena pemuda ini yang akan menyelamatkan negara kedepan dan mampu jadi agen perubahan,” kata Eddy.(bid/ipg)