Peringatan Hari Lahir (Harlah) Pancasila yang jatuh pada 1 Juni, menjadi momen penting untuk menguatkan kembali komitmen bersama dalam berbangsa dan bernegara. Salah satunya, merekatkan kembali hubungan sosial seiring banyaknya perselisihan akibat kontestasi politik beberapa waktu yang lalu.
Airlangga Pribadi Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengatakan, Pancasila memiliki nilai-nilai yang penting dan dapat membentengi masyarakat dari perpecahan. Di dalam sila-sila Pancasila, menerangkan bagaimana komitmen bernegara termasuk kesadaran saling menghargai dan menomorsatukan nilai-nilai kemanusiaan.
Dilihat dari sejarahnya, lanjut dia, Pancasila juga lahir berdasarkan pertarungan politik ideologi yang muncul dari dalam diri bangsa sebelumnya. Itu kemudian dapat disatukan, setelah adanya titik temu dan munculnya nilai-nilai kebersamaan.
“Yang kemudian dirumuskan oleh Bung Karno itu dengan Pancasila. Itu adalah awal dari titik temu dari berdirinya Republik Indonesia,” kata Airlangga, pada suarasurabaya.net, Sabtu (1/6/2019).
Ada banyak dampak buruk yang terjadi, kata dia, ketika bangsa ini tidak lagi sadar atau telah mengabaikan nilai-nilai Pancasila. Mulai dari keretakan sosial, pembelahan sosial hingga terjadinya peperangan.
Seperti yang terjadi di beberapa negara yang ada di Timur Tengah. Menurutnya, keretakan sosial atau perang terjadi karena tidak adanya jangkar sosial yang bisa menyatukan kebersamaan.
Untuk itu, nilai-nilai Pancasila dianggap penting dan harus dipegang oleh bangsa. Jangan sampai pertikaian-pertikaian politik berada di atas dari kesadaran kita sebagai satu bangsa.
“Seperti di Syria dan Irak, itu kan terjadi dan mudahnya masuk kelompok-kelompok ISIS. Itu terjadi ketika ikatan sosial itu hilang. Peran Pancasila itu menjadi penting untuk menyadarkan kita semua tentang nilai-nilai yang merekatkan kita, dalam berbangsa dan membangun negara,” jelasnya.
Dalam hal ini, kata dia, peranan pemimpin dan para elit politik untuk membumikan Pancasila sangat dibutuhkan. Bahwasannya, dalam konteks Pemilu kemarin bukanlah kemenangan atau kekalahan yang menjadi utama. Melainkan jalan untuk menciptakan keadilan, kemanusiaan, dan kemakmuran yang tetap menjadi prioritas yang di atas kekalahan atau kemenangan politik.
“Ini sebenarnya adalah tanggung jawab bersama. Namun bisa juga menginisiasi awal itu tentunya yang pertama adalah pemimpin. Presiden harus mengambil langkah awal untuk mengembalikan atau mengikat kembali komitmen kebersamaan dan menyadarkan komponen bangsa tentang yang melampaui menang dan kalah itu adalah kebersamaan kita sebagai bangsa. Begitu juga dengan elit-elit politik,” kata dia. (ang/ipg)