Zainudin Amali Menteri Pemuda dan Olahraga meminta Pemerintah Malaysia mengusut insiden pengeroyokan suporter Indonesia dan meminta maaf secara resmi kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia. Dia sampaikan ini saat mengunjungi Pameran Santripreneur di Surabaya, Minggu (24/11/2019).
Sebelumnya, Kemenpora Indonesia telah melayangkan nota protes secara resmi kepada Kemenpora Malaysia yang berisi dua poin penekanan. Nota protes 11.22.12/SET/XI/2019 tertanggal 22 November 2019 itu, kata Zainudin, pada poin pertama berisi permintaan pengusutan tuntas.
“Kami minta agar insiden pengeroyokan (suporter Indonesia) itu diusut tuntas, ditangani, dan diterapkan penegakan hukum seadil-adilnya secara transparan. Kedua, Kemenpora meminta pemerintah Malaysia meminta maaf secara resmi kepada masyarakat Indonesia, seperti yang pernah dilakukan Imam Nahrawi Menpora sebelumnya setelah insiden serupa di Gelora Bung Karno,” katanya.
Zainudin mengingat kembali insiden serupa antarsuporter Indonesia dengan Malaysia di Stadion GBK Jakarta. Setelah insiden yang terjadi malam hari, keesokan harinya Imam Nahrawi Menpora saat itu langsung menemui Menpora Malaysia, dan secara resmi menyampaikan permintaan maaf atas insiden tersebut.
“Saya dapat informasi, sudah ada permintaan maaf tapi lewat twitter. Saya kira, kami mengirim surat resmi, official, Pemerintah Indonesia mengirim surat ke Pemerintah Malaysia. Layaknya, dijawab secara resmi juga, bukan disampaikan melalui twitter seperti itu. Belum, sampai hari ini belum ada. Informasi yang saya terima belum ada. Saya sudah cek ke Pak Sesmenpora, belum ada balasan,” ujarnya.
Kemarin, Syed Shaddiq, Menpora Malaysia sekarang, menyampaikan permintaan maaf atas insiden yang terjadi terhadap suporter Indonesia pasca-laga Kualifikasi Piala Dunia Malaysia dengan Indonesia di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia. Dia sebelumnya sempat menyebut video viral pengeroyokan Suporter Indonesia adalah hoaks.
Belakangan ini, Polisi Indonesia maupun Polisi di Raja Malaysia (PDRM) telah membuktikan dan menyatakan bahwa video itu memang benar terjadi setelah laga kualifikasi Piala Dunia kemarin.
Kemenpora, dalam nota protesnya berharap, Menpora Malaysia melakukan itikad baik seperti yang pernah dilakukan Khairy Jamaluddin Menpora Malaysia sebelumnya. Setelah insiden bendera Indonesia terbalik di SEA Games 2017, di Kuala Lumpur. Khairy saat itu langsung menemui Imam Nahrawi Menpora Indonesia dan menyampaikan permintaan maaf.
Soal tiga suporter indonesia yang masih ditahan Polisi Malaysia atas tuduhan adu domba melalui video di media sosial, Zainuddin Amali Menpora menegaskan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Malaysia, sudah melakukan pendampingan terhadap ketiganya.
“Kami terus berkomunikasi secara terus-menerus dengan KBRI di Kuala Lumpur, memantau bagaimana situasi di sana, terutama menyangkut masyarakat kita. Karena itu menyangkut rakyat kita, masyarakat kita di luar negeri, itu menjadi kewajiban pemerintah dalam memberikan perlindungan.
“Kita sebagai negara yang bertetangga tentu harus menjaga hubungan baik ini. Tetapi kita juga tidak boleh membiarkan ada warga kita, ada masyarakat kita yang telantar apalagi teraniaya di luar negeri tanpa perlindungan dari pemerintah. Makanya pemerintah indonesia cepat merespons itu.”
Zainudin juga menegaskan, dia sudah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Indonesia. Menurutnya, dalam waktu dekat ini Menlu tentunya akan melakukan langkah diplomatik.(den)