Teater Lingkar Surabaya, Rabu (14/8/2019) mementaskan lakon Mamasura Kota II: Distopia. Mengingatkan masyarakat agar tidak terjebak menggunakan ego secara berlebihan serta massiv.
Saat ini, masyarakat punya kecenderungan menggunakan ego masing-masing secara berlebihan dan seperti tidak terkendali. Asal dianggap benar, meski sejatinya belum tentu benar, kemudian ego dimainkan. Tak peduli lagi dengan tatanan, aturan atau kebersamaan masyarakat.
“Semuanya didasarkan atas kemauan, atau kepentingan sendiri. Ego yang dimainkan berlebihan ini menjadikan masyarakat menjadi lebih liar, lebih tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran lain yang berlaku ditengah masyarakat,” terang Iqbal Jazuli sutradara Mamasura Kota II: Distopia.
Hoax, berita bohong, kabar burung, yang kemudian menjadi komoditas yang diakui kebenarannya, lanjut Iqbal tak lebih adalah berlebihannya ego yang dimainkan manusia-manusia yang ingin menganggap bahwa apa yang disampaikannya sudha benar dan dibutuhkan. Padahal belum tentu kebenarannya.
“Ego yang berlebihan dan menganggap apa yang disampaikan sesuatu kebenaran terjerumus pada pemaksaan. Ini yang kemudian menjadi sesuatu yang dianggap biasa oleh sebagian masyarakat,” tambah Iqbal.
Dan lewat lakon Mamasura Kota II: Distopia, Teater Lingkar Surabaya ingin mengingatkan sekaligus mengajak masyarakat luas untuk mawas diri dan berani mengontrol egonya sebelum terjebak pada pemuliaan ego yang berlebihan.
Lakon Mamasura Kota II: Distopia merupakan produksi kesekiankalinya dari Teater Lingkar Surabaya. Teater Lingkar Surabaya yang merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa di Sekolah Tinggi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS) ini berdiri sejak 1997 lalu.
Dan pementasan lakon Mamasura Kota II: Distopia menjadi rangkaian Dies Natalis Teater Lingkar Surabaya ke 22. Sejumlah lakon pernah dipentaskan Teater Lingkar Surabaya sebelumnya seperti: Kursi Rimba, Malam Botak, Pleidoi Setan dan Srawung.(tok/rst)