Salah satu program yang akan dilakukan oleh Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak pada 99 hari pertama menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur adalah program One Pesantren, One Product.
Program “Satu Pesantren, Satu Produk Unggulan” itu, kata Khofifah, tidak akan didukung alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemprov Jatim. Sudah ada banyak pihak yang akan mendukung program ini.
“Kita dapat support dari beberapa kementerian di Jakarta, juga dari sejumlah investor. Kalau pesantren mandiri, pesantren akan menjadi laboratorium kemandirian usaha kreatif dan usaha ekonomi produktif di lingkungan masing-masing,” ujarnya di Grahadi, Kamis (14/2/2019).
Tugas Pemprov Jatim di bawah kepemimpinannya selama 99 hari ke depan, memfasilitasi pesantren yang telah memiliki produk unggulan untuk dapat mengakses pasarnya.
“Ikan teri, misalnya. Permintaan ikan teri banyak sekali, tetapi ikan teri yang higienis seperti apa? Ikan teri dengan spesifikasi seperti apa? Ini tugas Pemprov membantu akses pasar, membantu modal, dan memberikan pelatihan-pelatihan,” katanya.
Khofifah berharap, dengan menjalankan program One Pesantren, One Product lahir wirausahawan wirausahawati yang menjadi embrio bangkitnya para pedagang yang berbasis santri.
Program ini sempat diapresiasi oleh KH Sholahuddin Wahid Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng saat menyampaikan tausiah singkat menyambut Khofifah dan Emil di Grahadi.
Ulama yang akrab disapa Gus Sholah itu mengatakan, program ini akan menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi dunia pesantren untuk turut berkontribusi memajukan perekonomian di Jawa Timur.(den/tin)