Jumat, 22 November 2024

Khofifah: Industri Pariwisata Jatim Seperti The Awakening Giant

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Khofifah saat membuka Seminar dan Pameran SMK Pariwisata Dalam Rangka Mendukung Era Millenial 4.0 (Millenial Tourism Expo) di Dyandra Convention Center Surabaya, Rabu (25/9/2019). Foto: Humas Pemprov Jatim

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengatakan industri pariwisata di Jawa Timur seperti “The Awakening Giant” alias raksasa yang bangkit. Potensi sumber daya alam di Jawa Timur mendapat dukungan besar dari ketersediaan Sumber Daya Manusia yang memadai dan Infrastruktur yang juga berkembang pesat.

“Pariwisata menjadi salah satu dari lima sektor prioritas pembangunan Jawa Timur selain infrastruktur, maritim, energi, dan pangan,” ungkap Khofifah saat membuka Seminar dan Pameran SMK Pariwisata Dalam Rangka Mendukung Era Millenial 4.0 (Millenial Tourism Expo) di Dyandra Convention Center Surabaya, Rabu (25/9/2019).

Menurut Khofifah, pertumbuhan industri pariwisata mampu menjadi magnet investasi yang efektif bagi Jawa Timur. Kata Khofifah, Pendapatan Asli Daerah (PAD) otomatis terdongkrak, pembangunan mengalami percepatan, dan putaran ekonomi daerah akan menetes sampai ke bawah.

“Memang tidak bisa serta merta, tapi pelan namun pasti dampaknya sudah dapat dirasakan. Coba lihat Malang yang sudah mampu membangun industri pariwisatanya sendiri bahkan sampai level desa dengan memanfaatkan dana desa. Ini lah pentingnya perwujudan pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan,” jelasnya, seperti rilis yang diterima suarasurabaya.net.

Selaras dengan upaya tersebut, Khofifah mengatakan Pemprov Jatim terus mendorong pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bidang pariwisata untuk menyiapkan SDM atau para lulusan di bidang pariwisata yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang relevan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) saat ini.

Ditambah tren pariwisata era 4.0 merubah perilaku wisatawan yang cenderung lebih mandiri, personal, dan mobile sehingga tidak mengandalkan agen travel. Mereka lebih menyukai melakukan interaksi dan mencari informasi tentang tempat wisata melalui digital atau aplikasi pariwisata yang menyediakan layanan pemesanan tiket, hotel sampai dengan pembelian tiket obyek wisata.

“Maka lulusan SMK bidang pariwisata harus berseiring dengan kebutuhan tren saat ini. Selain itu teknologi pariwisata harus bergerak sehingga konektivitas antara skill anak SMK dan kebutuhan wisatawan baik dalam maupun luar negeri bisa disiapkan,” kata Khofifah.

Khofifah mengatakan, salah satu kebijakan pemerintah di sektor pariwisata yang saat ini sedang siap dikembangkan di Provinsi Jatim adalah pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari yang di dalamnya terdapat cluster pariwisata dan cluster digital IT. Artinya konektivitas secara keilmuan dan jejaring semakin didekatkan.

Tidak hanya itu, Pemprov Jatim juga terus mengembangkan kawasan Bromo Tengger Semeru sebagai proyek strategis nasional dan pengembangan kawasan Desa Wisata seperti Desa Wisata Dewi Cemara di Kediri. Serta pengembangan kawasan wisata lainnya seperti Kawah Ijen yang memiliki Blue Fire dan Pulau Gili Iyang di Sumenep sebagai salah satu dari dua tempat di dunia yang memiliki oksigen terbaik.

“Anugerah keindahan alam itu semakin memperkuat pariwisata Jatim sebagai Awakening Giant. Kami juga terus mengembangkan infrastruktur baik jalan maupun akomodasi serta berbagai konektivitas yang memungkinkan wisatawan tinggal lebih lama di Jawa Timur,” terangnya.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga mengajak masyarakat untuk optimis terhadap masa depan Indonesia, termasuk semangat dan optimisme dalam mengembangkan sektor pariwisata. Terlebih, berdasarkan prediksi McKinsey&Company, pada tahun 2030 Indonesia akan masuk dalam ranking 7 besar negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Kemudian prediksi PricewaterhouseCoopers (PWC) bahwa di tahun 2050 Indonesia akan masuk dalam peringkat 4 besar negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Saat ini Indonesia berada di peringkat 16 ekonomi terbesar di dunia.

“Optimisme ini harus didorong bersama termasuk para siswa siswi SMA maupun SMK agar percaya diri dalam menatap masa depan. Selain terus menguatkan upaya kita dalam menyiapkan anak-anak SMK pariwisata agar berseiring dengan industri pariwisata 4.0,” jelasnya.

Dalam acara tersebut, berbagai keunggulan, inovasi dan hasil kerja para siswa SMK bidang pariwisata di Jatim ikut dipamerkan. Seperti pengembangan Desa Wisata yakni kerjasama SMKN 2 Bagor dengan Desa Wisata Onokane Dusun Kuniran Desa Jekek Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk, serta kerjasama antara SMKN 1 Panji Situbondo dengan Kampung Blekok. Kemudian usaha perhotelan yakni Edotel yang dilakukan SMKN 2 Malang. Adapula usaha perjalanan wisata yang diantaranya dilakukan oleh SMKN 10 Surabaya, SMKN 3 Jember dan SMKN 4 Madiun.

Selain menampilkan karya di bidang pariwisata, ada juga karya-karya siswa siswi SMK di bidang fashion busana, tata boga yang terdiri dari fruit carving, flambee, napkin and towel art, barista dan live cooking. Kemudian karya dalam bentuk makanan yakni pengolahan pastry dan bakery serta bidang industri kreatif yang salah satunya diisi oleh SMKN 12 Surabaya yang menampilkan usaha creative digital yakni pembuatan video explainer, video klip dan film. (bas/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs