Kombes Pol Rudi Setiawan Kapolrestabes Surabaya mengatakan, insan pers harus menjadi tempat verifikasi masyarakat. Apabila masyarakat menemukan sebuah berita atau kabar yang meragukan, maka mereka akan mencari pers untuk memastikan kebenaran berita yang didapat.
Ia menyebut, pers yang memiliki peran sangat besar ini harus mampu bersikap objektif dan faktual. Tak hanya itu, Kombes Pol Rudi juga mengatakan bahwa pers sangat berperan penting dalam menjaga kedaulatan NKRI utamanya menjelang perhelatan pemilu serentak 2019.
“Pers harus menyampaikan fakta-fakta, dan tidak menyampaikan sesuatu yang sifatnya opini. Jika pers menyampaikan opini, Ini sangat berbahaya,” ujar Kombes Pol Rudi ketika menjadi pemateri Seminar Hari Pers Nasional 2019 di Kampus Unitomo, Surabaya, Jumat (1/2/2019).
Ia juga menyebut, selama ini Polri telah bekerjasama dengan pers dalam upaya bersama menangkal hoaks atau berita bohong. Menjelang Pemilu 2019, Polri dan pers memiliki tugas berat untuk menangkal hoaks. Menurutnya, berita bohong menjelang Pemilu 2019 berpotensi menimbulkan kegaduhan.
“Peran kepolisian, wajib menjaga keamanan dan ketertiban. Melindungi, mengayomi masyarat, dan menegakkan hukum. Dalam Pemilu 2019, Polri mengedepankan langkah-langkah preferentif baru kemudian represif untuk menegakkan hukum,” ujarnya.
Sejalan dengan Kapolrestabes Surabaya, Akhmad Munir Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim mengatakan, hoaks menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi menjelang Pemilu 2019. Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu diantisipasi yaitu polarisasi antar pendukung, keamanan, dan hoaks.
“Hoaks Ratna Sarumpaet, surat suara tercoblos di Tanjung Priok, dan terbaru Tabloid Barokah. Tabloid ini tidak tergolong karya jurnalistik,” pungkasnya. (bas/wil/ipg)