Supratomo Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Jawa Timur bilang, hati Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur seratus persen mendukung Stadion GBT Surabaya jadi tuan rumah Piala Dunia U-20, 2021 mendatang.
“Hatinya, seratus persen mendukung. Kan, tinggal, (pemerintah) pusat nanti bagaimana, provinsi bagaimana, pemerintah kota bagaimana? Komitmen (mendukung) itu sudah ada sebetulnya,” ujarnya di Kantor KONI Jatim, Kamis (14/11/2019).
Dia tegaskan, Khofifah mendukung sejak awal, sejak gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu mendapat informasi ini dari Erik Thohir Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) pada 7 Agustus lalu.
“Beliau sejak awal mendukung. Apalagi Ibu itu penggemar sepakbola. Sejak masih remaja beliau juga suka melihat NIAC Mitra. Beliau orang Surabaya, sangat suka sepakbola. Begitu ada informasi Piala Dunia, beliau sangat mendukung,” ujarnya.
Menjadi salah satu venue tuan rumah Piala Dunia U-20 menurut Supratomo adalah kesempatan yang sangat langka. Sehingga harus dimanfaatkan betul baik oleh Pemprov Jatim maupun Pemkot Surabaya.
Dia mengakui, kapasitas terbesar stadion di Jawa Timur memang masih Stadion GBT Surabaya. Pemprov Jatim, kata dia, akan mendukung Pemkot Surabaya mengatasi kekurangan-kekurangan stadion itu.
“Pemerintah provinsi akan mendukung. Pak Menpora juga mendukung. Ini kesempatan langka dan dampaknya juga sangat besar. Baik bagi pembinaan sepakbola (di Jatim) dan dampak ekonomi juga,” katanya.
Pemerintah Provinsi Jatim, kata Supratomo, akan mendukung apapun yang diperlukan Pemkot Surabaya dari Pemprov Jatim, sesuai dengan porsi dukungan masing-masing pemerintah.
“Sesuai porsi saja. Nanti porsinya (pemerintah) pusat apa, porsi (pemerintah) provinsi apa, Pemkot apa,” ujarnya.
Salah satu yang bisa diberikan Pemprov Jatim sebagai bentuk dukungan adalah solusi mengatasi aroma sampah di Stadion GBT. Pemprov Jatim, kata dia, adalah pembina teknis Lingkungan Hidup.
Menurutnya, Pemprov Jatim juga memiliki tanggung jawab teknis pengelolaan lingkungan hidup di sekitar Stadion GBT. “Tugasnya (Pemprov) dua, pembinaan dan pengawasan. Melekat sudah. Diminta atau tidak, nanti dilihat kebutuhannya,” katanya.
Supratomo pun menyayangkan terjadinya polemik di media massa. Dia juga tidak tahu, kenapa sampai harus ramai-ramai dibincangkan sehingga seolah-olah terjadi friksi antara dua kubu.
“Kadang, kan, komunikasi itu begini. Konteksnya seperti apa, substansinya seperti apa, style orangnya seperti apa. Kadang persepsi orang menjadi berbeda,” ujarnya.
Dia mengklaim, komunikasinya dengan Dispora, sejak insiden sidak Menpora ke GBT yang terkunci rapat beberapa waktu lalu, juga tidak terjadi masalah. Dia mengaku masih sering komunikasi dengan Kadispora Surabaya.
“Kemarin ada staf wapres ingin datang ke Dispora Surabaya, ya, saya antarkan ke sana. Gak ada masalah, kok,” katanya.
Erlangga Satriagung Ketua KONI Jatim pun menyatakan perlunya Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim duduk bersama untuk mewujudkan Stadion GBT menjadi salah satu venue Piala Dunia U-20.
“Ini, kan, bukan sekedar urusan Pemkot dan Pemprov. Tapi juga urusan pemerintah pusat. Karena ini menyangkut Indonesia. Pemerintah pusat juga punya kepentingan, pasti ada seperti, apa yang bisa dibantu APBN, APBD,” ujarnya.
Dia khawatir, kalau ditangani oleh Pemkot Surabaya sendiri, akan ada kemungkinan munculnya kendala-kendala. Kalau ada peran pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, “InsyaAllah kekurangan itu bisa teratasi dan tidak ada masalah,” katanya.(den/tin)