Saiful Ilah Bupati Sidoarjo mengatakan, Sidoarjo dan dirinya kerap mendapatkan kecaman di media sosial yang kurang mengenakkan. Beberapa kecaman bahkan bernada keras.
Menanggapi itu, ia menganggap kecaman tersebut tidak masuk akal. Baginya, kecaman-kecaman tersebut muncul berkaitan dengan tahun politik Pilkada yang akan datang.
“Itu gini, dari momen ke depan momen politik kelihatan. Politik agak memanas ini. Kita dikecam, katanya Sidoarjo bejat, rusak, total. Ya toh. Itu ada yang bicara di daerah Sidoarjo. Itu kan gak masuk akal. Sidoarjo ini mendapatkan penghargaan apa yang gak dapat,” ujar Saiful Ilah ditemui usai memberi sambutan pada sosialisasi Sidoarjo Green School di Kantor Suara Surabaya Media pada Rabu (18/12/2019).
Ia menambahkan, berderet prestasi telah didapatkan kabupaten ini. Baginya, hal tersebut adalah bukti nyata bahwa Sidoarjo tidak seperti yang dikecam orang.
“Kinerja (Sidoarjo, red) itu yang terbaik seluruh Indonesia dan nilai tertinggi. Coba bayangkan, nomor 1 di Sidoarjo. Penghargaan Samkarya Parasamya Purnakarya Nugraha itu susah diambil kabupaten. Karena yang menyerahkan itu presiden. Di istana lagi. Itu susah. Tapi kena Sidoarjo juga. Alhamdullilah. WTP juga, 6 kali berturut-turut selama saya memimpin. Saya 8,5 (memimpin, red) sekarang ini, tapi saya 6 kali berturut WTP. Jadi sebenarnya Sidoarjo ini baguslah,” jelasnya.
Saiful Ilah menyebut, orang-orang yang mengatakan hal tersebut adalah orang-orang yang sedang mencari popularitas dan berkeinginan menjadi calon pemimpin daerah mendatang. “Mesti aja dia menjelek-jelekin bupati yang sekarang,” katanya.
Meski begitu, ia mengaku tak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Baginya seorang pemimpin memang harus dikritik agar maju. Baginya, masyarakat yang nantinya akan menilai.
“Tapi saya tidak apa-apa. Masyarakat Kabupaten Sidoarjo kan tahu, ya toh, bahwa Sidoarjo yang sebenanrya ya apa. Sudah bagus, sudah kondusif, tidak ada tuntutan gugatan dari pihak manapun,” katanya. (bas/dwi/rst)