Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur mengatakan, hingga Kamis (21/3/2019) pagi tadi status Gunung Bromo yang sudah mengeluarkan abu vulkanik sejak beberapa hari terakhir masih pada level II waspada.
Pemprov Jawa Timur melalui BPBD Provinsi Jatim terus memantau dan berkoordinasi dengan BPBD di kabupaten setempat, baik BPBD Lumajang dan BPBD Probolinggo. Status itu mengharuskan radius satu kilometer dari kawah steril dari wisatawan.
“Ada yg mikir lain, ini kesempatan menikmati eksotikanya. Tapi kami terus memantau. Bukan lagi harian, tapi jam per jam kami update. Data yang kami dapat tadi pagi, level 2 waspada. Di luar radius itu silakan menikmati eksotikanya,” ujarnya.
Dia tidak memungkiri, memang masih banyak wisatawan yang justru datang ke lokasi sekitar Bromo untuk menikmati eksotika erupsi Bromo. Dia bahkan menyarankan, status waspada bukan berarti harus menghindar.
“Ada yang selfie, momen yang jarang-jarang ini. Saya kira, selalu ada hikmah di balik peristiwa. Saya sendiri, Ibu Gubernur juga, kami banyak bertanya ke sana ke mari. Dari semua sisi, (erupsi ini) relatif konvergen (terpusat). Jadi, tetap waspada tapi kita tidak perlu menghindar,” ujarnya.
Dia mengatakan, BPBD Provinsi Jawa Timur maupun BPBD kabupaten setempat sudah membagikan 12.000 masker kepada masyarakat setempat maupun wisatawan pada Sabtu (16/3/2019) lalu.
“Tentu kami sangat mengapresiasi pihak kepolisian yang juga membagikan masker ke wisatawan di Bromo. Semakin banyak pihak terkait yang peduli untuk melakukan penanganan, saya kira akan semakin bagus,” ujarnya.
Secara umum, kata Emil, Pemprov Jatim justru mewaspadai cuaca di Jawa Timur yang masih berpotensi menurunkan hujan dengan intensitas lebat sementara kapasitas tampung sungai di Jawa Timur tidak bertambah.
“Kondisi temperatur laut di jatim yg lebih tinggi menyebabkan dorongan uap ke atas lebih banyak, awan cumulonimbus, katanya. Curah hujan menjadi lebih tinggi. Kami justru mengantisipasi, jangan sampai barang berharga di rumah-rumah itu tidak disimpan. Nanti, begitu dievakuasi, kepikiran barang di rumah,” ujarnya.
Pemprov Jatim, kata Emil, akan memastikan ketersediaan tenaga kesehatan dan logistik untuk memenuhi kebutuhan adanya masyarakat terdampak banjir yang terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi.(den/tin/rst)