Eri Cahyadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya memastikan, pembangunan Gedung Kesenian di Hi-Tech Mall Surabaya tidak dilakukan di tahun 2019. Dalam anggaran APBD tahun ini, masih pada tahap perencanaan saja.
Eri menjelaskan, hal ini karena kontrak dengan Sasana Boga baru selesai di Bulan Maret 2019. Sehingga, tidak mungkin dilakukan pembangunan di anggaran tahun ini.
“Gedung kesenian pada 2019 masih perencanaan dulu. Karena kontrak dengan Sasana Boga baru selesai di bulan Maret. Pelaksanaan tidak di tahun 2019,” katanya, Senin (18/2/2019).
Eri juga mengatakan, kalau pun nanti pihak PT Sasana Boga memperbarui kerja sama lagi dengan Pemkot Surabaya, maka wewenang masih pada pihak pengembang.
“Kalau kerjasama lagi ya masih pengembang,” kata Eri.
Eri mengatakan, dalam perencanaan pembangunan Gedung Kesenian yang ada di tengah Hi-Tech Mall ini rencananya memang diintegrasikan dengan pusat perdagangan IT tersebut.
Pembangunan bisa dilakukan bertahap dengan dua alternatif. Bisa dengan dirobohkan kemudian dibangun, atau pedagangnya tetap berada di situ sambil dibangun. Kemudian kalau selesai, para pedagang baru dipindahkan sementara, sambil menunggu pembangunan stand baru.
“Rencana ini masih belum matang. Pedagang tidak perlu resah. Sebab, selama kontrak Sasana Boga masih ada, kami tidak boleh mengundang investor lain,” katanya.
Sementara itu, untuk bangunan di Taman Remaja Surabaya (TRS) Pemkot masih menunggu proses sengketa di persidangan. “Kalau yang TRS nunggu proses sidang, dilihat saja nanti,” katanya.
Sekadar diketahui, ratusan pedagang Hi-Tech Mall Surabaya, Senin (18/2/2019) turun ke jalan menggelar aksi dmeo di depan Balai Kota Surabaya menolak rencana pengosongan stand tempat mereka berjualan selama ini.
Sugianto koordinator Paguyuban Pedagang Surabaya Mall (Hi-Tech Mall), menegaskan bahwa untuk kesekian kalinya pedagang menolak rencana pengosongan stand yang bakal dilaksanakan Pemerintah Kota Surabaya. (bid/iss/ipg)