Sonya Hellen Sinombor aktivis perlindungan anak mengingatkan, wartawan untuk mengasah empati pada sesamanya. Termasuk pada anak-anak yang menjadi korban kekerasan. Ini terkait masa depan mereka sebagai korban.
“Wartawan memang punya tugas menjadi pewarta. Tetapi jika yang menjadi korban sebuah kasus kekerasan adalah anak-anak, maka empati wartawan sangat dibutuhkan,” ujar Sonya Hellen Sinombor Aktivis Perlindungan Anak.
Empati pada korban anak-anak, lanjut Sonya, menjadikan wartawan tidak secara sembarangan menyiarkan berita maupun foto yang nota bene justru merugikan anak-anak sebagai korban.
“Kalau anak-anak jadi korban kekerasan, apapun bentuknya, apakah tidak terpikirkan oleh kita sebagai wartawan bahwa anak-anak itu masih punya masa depan? Lalu bagaimana nasib mereka dimasa depan jika saat menjadi korban wajah dan sosok mereka tereksplor di media? Inilah pentingnya kita memiliki empati,” tambah Sonya.
Selain terus mengasah empati, Sonya juga mengingatkan bahwa terkait perlindungan anak, wartawan perlu juga memahami bahwa persoalan-persoalan sosial yang menyangkut anak-anak sebagai korban sebaiknya tidak sekadar diekspos.
“Apakah kita sebagai wartawan pernah terpikir bahwa anak-anak sebagai korban kekerasan mengalami trauma? Bahkan berkepanjangan? Karena itu melakukan pengawalan dan pemantauan pada kasus-kasus khusus yang melibatkan anak-anak sebagai korban perlu dilakukan wartawan. Ini juga penting dipahami wartawan,” tegas Sonya.
Sonya Hellen Sinombor yang juga pengasuh desk humaniora Harian Kompas, Senin (8/4/2019) menjadi satu diantara pemateri pada pelatihan perlindungan anak bagi jurnalis Jawa Tengah dan Jawa Timur di Tulungagung yang digelar Unicef.(tok/tin/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
