Sabtu, 23 November 2024

Wali Murid Hadang Mobil Plat Merah Saat Unjuk Rasa di Depan Grahadi

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Sejumlah wali murid berunjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi meminta bertemu Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur, Rabu (19/6/2019). Foto: Istimewa

Sejumlah wali murid SD yang hendak mendaftarkan anaknya ke SMP berunjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi meminta bertemu Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur, Rabu (19/6/2019).

Tanpa membawa spanduk atau sejenisnya, sebagian wali murid yang didominasi ibu-ibu itu justru membawa map berisi kertas fotokopi daftar nilai hasil ujian nasional anak mereka masing-masing.

Salah seorang wali murid yang menjadi orator meneriakkan protes tentang penerapan zonasi, meminta Khofifah agar sistem zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dihapuskan.

“Kami yang memilih Bu Khofifah, kami ingin zonasi dihapus. Kami ingin bertemu Bu Khofifah. Saya beri waktu sepuluh menit!” ujar orator. Namun Gubernur tak kunjung keluar dari gedung negara Grahadi.


Seorang wali murid yang berunjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi meminta bertemu Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur, Rabu (19/6/2019). Foto: Denza suarasurabaya.net

Hari ini Gubernur Jawa Timur melakukan sidak limbah sampah plastik ke Mojokerto. Sementara wali murid menunggu Gubernur keluar, mobil Gubernur dan rombongan keluar lewat pintu belakang Grahadi.

Saking kalapnya, ibu-ibu wali murid ini bahkan sempat mengadang sebuah sedan plat merah bernopol L 14 ketika melintas di depan Taman Apsari, di depan Patung Gubernur Suryo.

Mereka mengira mobil plat merah ini adalah mobil salah satu pejabat Pemprov Jatim. Sopir sempat turun dan mengatakan, “apa-apaan ini?” Informasinya, mobil itu milik seorang pejabat Bank Jatim.

Wali murid yang berunjuk rasa di depan Grahadi hari ini adalah mereka yang anak-anaknya tidak masuk di SMP Negeri pilihan mereka dalam PPDB 2019. Padahal, beberapa di antara mereka memiliki nilai hasil Ujian Nasional cukup bagus.

Sri Rahayu wali murid SDN Tambak Wedi Tengah 508 misalnya, menunjukkan Surat Keputusan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) sementara milik anaknya. Rata-rata nilainya di atas 8, dengan total nilai 258,6.

Putrinya dia daftarkan ke dua SMP Negeri terdekat dengan rumahnya, yakni di SMPN 15 dan SMPN 31. Namun di kedua SMP yang berjarak antara 1-1,5 kilometer dari rumahnya itu, putrinya tidak terterima.

“Kalau seperti ini, wis enggak usah sinau (belajar). Kalau rumah dekat bisa masuk negeri. Ini membunuh karakter dan mental anak bangsa,” katanya ketika ditemui di depan Taman Apsari.

Putus asa tidak ditemui Khofifah djnni Grahadi, para wali murid SD ini menuju ke Balai Kota Surabaya untuk menyuarakan keluh kesah mereka kepada Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya.

Sementara itu, saat ini, giliran ratusan wali murid SMP yang hendak mendaftarkan anak mereka ke SMA Negeri di Surabaya berunjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi. Mereka membawa sejumlah spanduk sambil berteriak, “tolak zonasi”.(den/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
30o
Kurs