Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) berupaya maksimal mempertahankan Manggarai Barat sebagai satu-satunya habitat komodo di dunia. Hal itu dinyatakan Beny Wahon Sekretaris Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi NTT.
“Kasus perdagangan komodo ini memang bisa mengganggu, tetapi pemerintah akan mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan Manggarai Barat sebagai satu-satunya habitat komodo di dunia,” kata Beny dikutip Antara di Kupang, Minggu (31/3/2019).
Pernyataan Beny itu berkaitan kemungkinan adanya habitat baru bagi komodo di luar Manggarai Barat, ujung barat Pulau Flores, dan upaya mempertahankan habitat binatang langka itu di NTT.
Dia menjelaskan, langkah-langkah yang perlu diambil salah satunya pada aspek pengelolaan. Perlu ada kolaborasi antara Pemerintah Pusat (Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup/KLHK), Pemerintah Provinsi NTT, serta Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.
Sinergi ini, kata dia, terutama dalam konteks pengawasan terhadap lingkungan di sekitar kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), supaya kasus pencurian komodo tidak terulang kembali.
Langkah lain, meningkatkan promosi yang lebih intens soal keunikan Komodo sebaga binatang purba yang memiliki habitat khusus di Pulau Komodo dan bukan di wilayah lainnya di dunia.
Dalam hal promosi, kata dia, perlu ada pengemasan informasi tentang komodo secara lebih profesional. Tujuannya, para pengunjung tidak hanya sekedar datang melihat fisik komodo tapi memahami bagaimana kehidupan komodo dan segala aktifitasnya sebagai binatang purba.
“Jadi pengunjung yang datang mendapat suguhan utuh tentang komodo dan tentunya para pengunjung bisa memperoleh kepuasan tersendiri,” ujarnya.
Upaya ini dia harapkan tetap menjadikan pulau-pulau di ujung barat Pulau Flores sebagai satu-satunya habitat biawak raksasa komodo dan tetap menarik bagi wisatawan.(ant/den)