Jumat, 22 November 2024

Unusa Digandeng PPNI Surabaya Gelar Pelatihan Penanganan Henti Nafas

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Pelatihan BSL untuk pertolongan pertama pada korban kecelakaan. Foto: Humas Unusa

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Surabaya bersama Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) gelar pelatihan pertolongan korban kecelakaan pada warga masyarakat sekitar Wonokromo.

Pemberian nafas buatan kerap dilakukan untuk korban kecelakaan, agar korban tertolong dan dapat bernafas kembali dengan normal. Tetapi ternyata cara ini harus dihindari jika tidak benar-benar mengenal korban, sekaligus rekam medisnya.

Edy Sulamsono satu diantara petugas 118 RSU dr Soetomo Surabaya kepada peserta pelatihan bahwa pemberihan nafas buatan ternyata rentan menularkan sejumlah penyakit. Justru harus dihindari.

“Jika tidak kenal, kita tidak tahu korban punya penyakit apa. Kalau dia punya penyakit menular nanti bisa tertular. Memang mau menolong, tapi tetap harus melihat dampaknya pada diri sendiri,” terang Edy Sulamsono.

Di hadapan para kader kesehatan, Linmas, karang taruna di wilayah Kelurahan Wonokromo pada acara diklat Basic Life Support (BSL) gelaran PPNI dan Unusa tersebut, Edy mengingatkan bahwa pemberian nafas buatan pada korban henti nafas bisa dilakukan dengan pijatan jantung luar memakai telapak tangan.

Mengenal gejala henti jantung mendadak, serangan jantung dan sejenisnya memang penting diketahui masyarakat umum.

Karena keterlambatan penanganan satu menit, kemungkinan berhasil 98 persen, 4 menit sebesar 50 persen dari terlambat 10 menit kemungkinannya sangat kecil yakni hanya 1 persen saja.

Pelatihan BSL kali ini juga dilengkapi dengan praktik-praktik cara memberikan pertolongan pertama pada korban henti nafas.

Misutarno Ketua PPNI Kota Surabaya menyampaikan bahwa pihaknya sengaja menggandeng Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), pada pelatihan kali ini agar kader-kader kesehatan, Linmas dan karang taruna di sekitar kampus A Unusa bisa memberikan edukasi yang baik bagaimana memberikan pertolongan pertama pada seseorang yang menderita henti nafas.

“Karena dunia sudah memprediksi bahwa orang-orang akan mengalami hal itu akan sangat banyak. Tiba-tiba saja henti nafas. Tidak hanya karena penyakit yang menyertai tapi karena kondisi alam misalnya gempa, kecelakaan dan sebagainya.

Ini juga dalam rangka Hari Kesehatan Nasional yang diimbau oleh Gubernur Jatim agar semua pihak memberikan kontribusi terhadap kesehatan di Jatim. PPNI mencoba melakukan pelatihan ini,” tegas Misutarno.

Diharapkan kepada segenap para peserta ini nantinya mampu memberikan edukasi serta keterampilan kepada masyarakat di sekitarnya tentang ilmu yang sudah didapatnya dari pelatihan tersebut.(tok/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs