Saiful Rahman Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur memastikan, penerapan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) Berbasis Komputer dan Smartphone (BKS) di Jawa Timur siap dilaksanakan pada 4 Maret mendatang.
Dia juga memastikan, tidak ada lagi kebutuhan meminjam komputer atau laptop untuk USBN. Karena selain sudah bisa diakses dengan ponsel pintar masing-masing siswa, Pemprov Jatim juga menyiapkan anggaran pengadaan komputer.
“Tahun ini Rp20 miliar. Sudah tidak ada pinjaman. Apalagi, kan, untuk tahun ini kita sudah USBN-BKS. Sudah bisa pakai smartphone (ponsel pintar),” katanya ditemui di Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, Senin (25/2/2019).
Siswa, pada praktiknya, bisa memilih ujian menggunakan ponsel pintar atau menggunakan komputer. Bila menggunakan ponsel, mereka tinggal menginstal aplikasi USBN-BKS di ponsel masing-masing maka semua aplikasi ponsel selain aplikasi USBN akan terkunci otomatis.
Siswa dipastikan tidak bisa mengakses aplikasi lain selain aplikasi USBN-BKS, apalagi membuka mesin pencari google untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ujian.
Segala persiapan untuk pelaksanaan USBN-BKS ini, kata Saiful, sudah dituntaskan Dinas Pendidikan Jatim dan masing-masing SMA/SMK di Jawa Timur. Kendala seperti lemahnya sinyal internet di daerah tertentu juga sudah diminimalisir.
“Ya dikuatkan, lho (sinyalnya, red). Kan setiap sekolah sekarang sudah ada Wi-Fi. Setiap sekolah sudah wajib mengadakan Wi-Fi dengan kapasitas sinyal terbaik supaya tidak terganggu,” katanya.
Dia hanya mengingatkan siswa yang hendak mengikuti USBN-BKS agar mempersiapkan masing-masing gawainya supaya tidak kehabisan baterai di tengah pengerjaan soal-soal USBN.
“Jadi datang itu baterainya harus full. Jangan sampai tengah-tengah mengerjakan mati karena low bat,” selorohnya.
Penerapan USBN-BKS merupakan inovasi yang dilakukan Pemprov Jatim, yang pertama kali dilakukan di Indonesia, dan baru diterapkan pada USBN tahun ini.
Saiful menjelaskan, Pemprov Jatim menggandeng pihak ketiga, yang dia pastikan merupakan penyedia pembuatan aplikasi dalam negeri, di Jawa Timur, dalam pembangunan aplikasi USBN-BKS ini.
“Kalau itu urusan saya lah. Tidak perlu dengan luar negeri, di Jawa Timur ini banyak kok yang bisa. Nama aplikasinya kami tidak menamai lain, ya USBN-BKS itu,” katanya.
Tidak hanya inovasi ujian sekolah dengan ponsel pintar, Dinas Pendidikan Jatim juga menerapkan sistem penilaian ujian terintegrasi. Database hasil ujian akan langsung masuk ke Kepala Dinas.
Inovasi ini dilakukan karena USBN yang menjadi penentu kelulusan setiap siswa dari masing-masing sekolah. Dengan sistem ini, sekolah sudah tidak bisa macam-macam.
Saiful mengatakan, database yang dimunculkan oleh sistem ini juga akan menjadi bahan evaluasi Dindik Jatim untuk masing-masing SMA/SMK di Jawa Timur.
“Dengan begini, nanti ketahuan mana sekolah yang siswanya banyak tidak lulus atau nilainya di bawah standar. Pasti nanti kami akan evaluasi kepala sekolahnya,” ujarnya.(den/dwi)