Vera Itabiliana Hadiwidjojo psikolog anak dan remaja menilai para perundung Audrey (14), siswi SMP di Pontianak perlu mendapatkan rehabilitasi secara psikologis.
Menurut Vera, tak tampak penyesalan para pelaku pada korban. Padahal, korban mengalami luka di sejumlah organ tubuhnya sehingga mendapatkan perawatan di rumah sakit.
“Perlu ada konseling rutin dan melibatkan mereka dalam aktivitas sosial yang dapat menumbuhkan empati mereka,” ujar dia dalam surat elektroniknya dilansir Antara, Rabu (10/4/2019).
Vera mengatakan usia para pelaku yang tergolong remaja masih riskan melakukan tindakan tanpa pertimbangan matang.
“Karenanya, perlu ada bimbingan dari orang-orang di sekitarnya agar mereka dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang baik-baik saja,” kata dia.
Sebelumnya, para pelaku yang masih berstatus siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) mengeroyok Audrey di sebuah bangunan di jalan Sulawesi, Pontianak, Kalimantan Barat pada 29 Maret lalu.
Mereka menginjak perut Audrey dan membenturkan kepala korban ke bebatuan. Akibat pengeroyokan itu, Audrey mengalami trauma dan dirawat di rumah sakit. Pemicu pengeroyokan diduga akibat masalah asmara dan saling komentar di media sosial.
Kemudian, menyoal asmara masa remaja, Vera menyarankan orangtua perlu bersikap bijak yakni tidak perlu terlalu mengekang namun juga tidak seharusnya membebaskan anak mereka menjalin suatu hubungan.
Mereka harus menetapkan batasan dan ini perlu didiskusikan dan disepakati bersama anak.
“Perubahan hormonal dalam diri remaja saat masuk masa pubertas, antara lain memunculkan perasaan suka terhadap lawan jenis, ini wajar-wajar saja sepanjang remaja tetap dibimbing agar tidak berlebihan dan melewati batas,” kata Vera.(ant/tin/ipg)