Kepolisian menilai potensi demonstrasi berakhir, tindakan anarkis di Papua sudah menurun sehingga fokus mulai dialihkan untuk mendalami kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang aktif di kawasan itu.
“Kalau ancaman itu sudah kecil ya, tetapi kami nanti akan coba mendalami isu KKB, kami akan turun, KKB menyerang masyarakat kami akan mitigasi. Itu yang harus diantisipasi maksimal,” kata Brigjen Pol Dedi Prasetyo Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri di sela diskusi Setara Institute di Jakarta, Kamis (13/9/2019), seperti dilansir Antara.
Ia mengatakan hal itu dilakukan untuk memelihara keamanan dan ketertiban di Papua.
Meski sudah kondusif, sekitar tiga ribu personel yang diperbantukan masih akan bersiaga di Papua hingga Desember 2019. Begitu pun ribuan personel yang diperbantukan di Papua Barat.
Personel belum akan ditarik karena diperkirakan terdapat rencana pihak tertentu yang mungkin mengganggu keamanan hingga Desember 2019.
Diduga berbagai aksi yang dilakukan di Papua selama ini dalam rangka rapat di Komisi HAM di Jenewa tanggal 9 September, agar muncul laporan tentang kerusuhan Papua.
Selain itu, mulai tanggal 23 September 2019 terdapat Sidang Umum PBB di mana semua negara dapat menyampaikan pandangannya.
“Kami mitigasi secara maksimal. Tanggal 23-26 September 2019 ada sidang PBB di New York. Itu harus dimitigasi secara maksimal. Betul-betul situasi Papua kondusif,” kata Dedi Prasetyo. (ant/dwi)