Saifullah Yusuf Wakil Gubernur Jawa Timur pada saat meresmikan Yayasan Citra Fatma Wanita atau Fatma Foundation, Senin (4/2/2019) berpamitan kepada para undangan karena per 12 Februari nanti dia sudah tidak lagi menjabat Wakil Gubernur Jawa Timur.
“Banyak yang bertanya, setelah tidak menjabat wakil gubernur saya mau ngapain? Saya seorang politisi. Saya akan mengabdi kalau ada kesempatan. Politik itu tergantung ada tidaknya kesempatan. Kalau ada, tentu kami akan mengabdi,” ujarnya.
Sementara kesempatan itu belum datang, calon gubernur yang telah legawa dengan kekalahannya pada kontestasi Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 ini akan terlibat aktif dalam yayasan yang didirikan istrinya.
Di Yayasan Citra Fatma Wanita atau Fatma Foundation, Gus Ipul menjadi pembina. Dia mengaku akan fokus menjalankan yayasan yang fokus melayani pencegahan kanker serviks dan kanker payudara dengan deteksi dini dan penyuluhan ini.
“Saya juga akan belajar bertani. Intinya, setelah tidak lagi menjabat nanti setelah tanggal 12 Februari, saya dan istri akan tetap berkontribusi untuk Jawa Timur sesuai kemampuan dan kapasitas kami,” ujarnya.
Kepada wartawan Gus Ipul mengungkapkan, dia akan mulai menekuni dunia pertanian di tempat kelahirannya, di Pasuruan. Dia akan mulai berkebun tomat cherry di lahan yang dia miliki.
“Tentu saja saya tidak sembarangan memilih apa yang saya tanam. Saya menanam sesuatu untuk melawan impor,” ujarnya.
Gus Ipul menyayangkan, sampai sekarang tetap saja ada komoditas yang seharusnya bisa dikembangkan di Indonesia harus diimpor dari luar negeri. Salah satunya tomat cherry itu.
“Sudah saya siapkan lahannya. Sebenarnya bisa ditanam di sini tidak perlu impor. Tomat Cherry ini memang hanya bisa ditanam di ketinggian tertentu, tapi bisa dikembangkan. Ya, doakan saja,” katanya.
Meski demikian, sebagaimana yang dia sampaikan kepada hadirin peresmian Fatma Foundation, dia merupakan seorang politisi.
Mantan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Desa Tertinggal di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini tetap menunggu kesempatan untuk berperan.
Namun, dia menegaskan, dia tidak terlalu berharap berlebihan sampai berambisi untuk mendapatkan posisi di kabinet. Misalnya sebagai menteri. Hal ini sebagaimana sikap politik yang dia nyatakan di masa Pilpres 2019 ini.
Meski sejumlah kiai di Jawa Timur telah menyatakan arah dukungan kepada calon presiden tertentu di hadapannya, dia memilih enggan menyatakan dukungan kepada siapapun.
Salah satu alasannya, Gus Ipul sampai saat ini masih menimbang dari berbagai wacana yang berkembang, siapa calon presiden yang akan dia dukung. Termasuk apakah dirinya akan menyatakan pilihan itu atau tidak kepada publik.
“Biar saja, dibilang nanti ketinggalan kereta atau apa. Saya santai saja. Tinggal aja. Ini bukan soal saya dapat apa kalau memilih siapa? Tapi ini lebih kepada siapa yang bisa membawa perubahan Indonesia yang lebih baik?” katanya. (den/ipg)