Setelah sempat dinonaktifkan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) pada tahun 2015, Universitas Teknologi Surabaya kembali di masyarakat dengan rebranding atau konsep baru.
Dr. Y. Kriatianto Rektor UTS mengatakan, rebranding ini meliputi beberapa hal, mulai dari kurikulum, staf pengajar, sarana prasarana, hingga logo kampusnya. Ia mengaku, sulit untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat pada kampus yang sempat dinonaktifkan dulu.
“Kami saat ini membangun internal dulu, dan membangun kepercayaan masyarakat di UTS. Tahun 2016 Oktober, kita alih kelola. Manajemen berbeda. Mengembalikan citra itu susah. Dengan branded baru. Logo yang kita launching, itu harapannya membuat masyarakat tertarik, penasaran, itu logo apa sih,” ujar Kriatinto pada Kamis (15/8/2019).
Melalui kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), mereka berharap lulusan mereka kelak mampu menjadi lulusan yang memiliki kompetensi program studi. Saat ini, rektor UTS itu akan membenahi internal prodi, terutama meningkatkan akreditasi prodi yang rata-rata masih di posisi C.
Sebagai informasi, pada tahun 2015, kampus yang terletak di Balongsari Praja, Surabaya ini sempat dinonaktifkan. Vonis tersebut diberikan setelah sejumlah dosen diketahui merangkap sebagai guru di sekolah menengah. (bas/tin/ipg)