Layanan doctorSHARE bersama Yayasan Dokter Peduli tetap fokus memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal) di wilayah Indonesia. Pengabdian terus menerus selama hampir satu dekade.
Buruknya akses transportasi menjadi satu diantara kendala berlapis saat masyarakat di wilayah terpencil saat hendak menjangkau bantuan kesehatan.
Kesehatan menjadi modal utama sebagian besar masyarakat di daerah terpencil untuk melanjutkan hidup. Bertani, berkebun, beternak, dan mencari ikan menjadi jenis pekerjaan masyarakat di daerah terpencil yang menuntut kondisi kesehatan prima.
“Masalah kesehatan menjadi kendala besar karena jika tidak bisa bekerja maka tidak ada penghasilan pada hari itu. Seluruh anggota keluarga jadi taruhannya,” terang dr. Lie Dharmawan Pendiri Yayasan Dokter Peduli.
dr. Lie Dharmawan dan tim Yayasan Dokter Peduli atau doctorSHARE memutuskan fokus berikan layanan bidang kesehatan secara gratis bagi masyarakat di wilayah terpencil Indonesia.
Pelayanan medis yang dilakukan doctorSHARE dengan sistem jemput bola yakni tim medis datang langsung ke lokasi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan, menjadi satu diantara layanan utama.
Selama perjalanan 10 tahun sejak berdiri pada 19 November 2009, doctorSHARE telah melakukan 3.291 operasi mayor, 5.538 operasi minor, 2.464 perawatan gigi, 58.859 pelayanan rawat jalan dan konsultasi, penyuluhan kesehatan kepada 11.856 warga, serta 2.227 USG pemeriksaan kandungan.
“Layanan kesehatan tersebut diberikan melalui beberapa program diantaranya Rumah Sakit Apung (RSA), Dokter Terbang, Klinik Tuberkulosis, dan Panti Rawat Gizi (PRG). Khusus RSA sejauh ini telah berkembang menjadi tiga unit,” papar dr. Lie.
RSA Nusa Waluya II menjadi program layanan kesehatan terbaru dari doctorSHARE. Rumah sakit yang berdiri di atas sebuah tongkang (barge) ini dirilis pada November 2018 lalu. Pelayanan yang diberikan setara rumah sakit tipe C di darat dan memiliki jangka waktu pelayanan yang lebih lama di wilayah kepulauan.
Sebelum berlayar ke Jakarta, RSA Nusa Waluya II berlabuh di Pelabuhan Pantoloan, Kota Palu. Tim relawan bersama RSA Nusa Waluya II membantu pemulihan pasca bencana yang melanda Sulawesi Tengah. Rusaknya sejumlah fasilitas kesehatan akibat bencana membuat masyarakat kesulitan saat membutuhkan layanan kesehatan.
“Selama di Palu, kami memberikan layanan pengobatan umum, bedah mayor, bedah minor, poli gigi, poli kandungan, trauma healing, dan pemberdayaan tenaga kesehatan lokal dengan total pasien mencapai 9.938 jiwa,” terang dr. Stephanie Koordinator RSA Nusa Waluya II.
Menjelang satu dekade, doctorSHARE memberi kesempatan kepada masyarakat untuk melihat langsung berbagai fasilitas di RSA Nusa Waluya II dalam Hospital Barge Tour.
Masyarakat akan diajak berkeliling dan merasakan bagaimana melayani masyarakat di RSA. Hospital Barge Tour bertempat di Baywalk Mall Green Bay Pluit dan dibuka untuk umum pada 23 November sampai dengan 1 Desember 2019.
“Saya berterima kasih kepada seluruh relawan, donatur, dan masyarakat yang mendukung hingga program kemanusiaan ini terus berjalan. Selama sepuluh tahun pelayanan, doctorSHARE belum sepenuhnya bisa menjangkau pelosok-pelosok negeri. Saya berharap dukungan demi dukungan terus berdatangan agar doctorSHARE bisa terus melayani masyarakat di Indonesia,” pungkas dr. Lie, Jumat (1/11/2019).(tok/ipg)