Beberapa persiapan telah dilakukan Jasa Marga Surabaya-Mojokerto (Sumo) dalam menyambut arus mudik dan arus balik lebaran 2019.
Budi Pramono Direktur Utama PT Jasa Marga Surabaya Mojokerto (JSM) mengatakan, sebanyak 11 gardu ditambahkan di tiap jalur untuk mengantisipasi penambahan volume kendaraan ketika arus mudik-balik lebaran.
Ia mengaku, JSM akan fokus di Waru Gunung. Pasalnya. Ia menilai gate Waru Gunung adalah tempat masuk dan keluar asal orang mudik dan tujuan akhir orang balik dari Jakarta maupun Jawa Tengah.
“Makanya, khusus Waru Gunung, kita tambahkan gardu dari 10 menjadi 21 total. Rinciannya, gardu yang dari arah Jakarta, dari 4 menjadi 10. Gardu yang ke arah Kota Surabaya dari 6 menjadi 11. Totalnya 21,” ujarnya ketika ditemui di Surabaya pada Selasa (30/4/2019).
Selain penambahan gardu yang beroperasi, ia juga akan menyiagakan petugas tapping kartu e-toll yang bertugas membantu para pengguna jalan tol di tiap-tiap gardu. Meski telah menggunakan Gerbang Tol Otomatis (GTO), Budi mengaku ada banyak hal yang membuatnya tetap menyiagakan petugas.
“Tujuannya, pertama, memberikan pelayanan informasi. Barangkali ada yang nanya, tujuannya ke mana, lewat mana, tarifnya berapa, petugas langsung bisa jawab. Kedua, jika terjadi antrean, petugas ini membantu melakukan tapping e-toll. Supaya pemakai jalan tidak nyari-nyari (tempat tap kartu, red). Harapannya adalah kalaupun ada kepadatan, antrean itu tidak perlu berlama-lama,” katanya.
Selain itu, Jasa Marga Tol Sumo juga akan menyediakan mobile reader mengantisipasi antrean panjang. Budi mengaku akan menyediakan 10 alat sehingga dapat menjamin tak ada antrean mengular di Tol Sumo ketika arus mudik-balik lebaran 2019.
Ia memprediksi, jumlah pengguna Tol sumo pada arus Mudik-Balik Lebaran 2019 akan mencapai 60 ribu kendaraan dalam sehari. Angka ini naik drastis dari lebaran tahun kemarin yang hanya mencapai angka 36 ribu. Selain lebaran 2018, pada Natal dan Tahun Baru 2019 lalu jumlah pengguna Tol Sumo berada di angka 37 ribu. Sedangkan tren harian dikatakan Budi mencapai angka 30 ribu.
“Kalau perkiraan kita tidak jauh meleset, 60 ribu itu maksimum, rasanya tidak akan antrean. Rasanya dengan segala perhitungan dan fasilitas tadi, antrean itu tidak akan terjadi,” pungkasnya. (bas/iss/ipg)