Muhammad Nasih Rektor Unair memberikan beberapa evaluasi terkait penyelenggaraan SBMPTN tahun ini. Ia mengatakan, dari sisi teknis, pelaksanaan SBMPTN relatif lancar. Namun, ia memberikan beberapa catatan pada soal yang diberikan pada calon mahasiswa.
Menurutnya, Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang menjadi syarat mengikuti SBMPTN belum mampu memberikan jenis soal yang berbeda-beda di tiap gelombangnya. Seperti diketahui, pada UTBK 2019, calon mahasiswa bisa mengikuti ujian sebanyak dua kali. Namun, ia menyebut hal ini bisa dimaklumi karena sistem UTBK baru pertama kali dicoba.
“Tapi meskipun demikian, ada kecenderungan bahwa nilai di gelombang dua itu lebih turun. Soalnya kurang lebih sama (antara gelombang satu dan dua, red), tapi nilainya cenderung turun. Ini dari sisi pelaksanaan,” ujarnya.
Tak hanya itu, pelaksanaan tes yang berlangsung setiap akhir pekan dalam kurun waktu tertentu, juga menjadi tantangan baru bagi universitas. Menurutnya, baru kali ini, universitas menggelar tes setiap minggu.
Rektor Unair ini juga menyoroti perlunya pengembangan soal yang bisa melihat tentang kondisi kebangsaan dan nasionalisme calon mahasiswa. Menurutnya, saat ini soal-soal yang ada hanya menilai persoalan IQ calon mahasiswa saja.
“Materinya kan hanya di situ aja ya. Dari masalah pemikiran, logika, masalah apa, sementara soal rasa kebangsaan itu belum sepenuhnya tercover. Tentu kami sangat berharap ada beberapa materi yang harus mendapat penekanan ke depannya,” kata Nasih.
“Termasuk yang jadi usulan kita adalah sebenarnya ada dua hal pokok yang dibutuhkan oleh semua universitas dan program studi. Yakni, kemampuan berbahasa yang baik, bahasa Indonesia sekalipun. Kalau bahasanya baik, logikanya baik, tutur katanya baik, biasanya perasaannya baik. Kedua, matematika yang sifatnya dasar, sehingga logikanya masuk. Kalau dua ini terpenuhi, rasa-rasanya akan sangat baik,” lanjutnya.
Sebagai informasi, sebanyak 168.742 peserta berhasil lolos melalui jalur SBMPTN di berbagai perguruan tinggi negeri di Indonesia. Jumlah pendaftar seluruh Indonesia mencapai angka 714.652 peserta. (bas/iss/ipg)