Sabtu, 23 November 2024

Risma Ingin Toko Kelontong Tetap Hidup dan Berdaya

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya saat memberikan pengarahan kepada 530 pengusaha toko kelontong, Rabu (6/2/2019). Foto: Humas Pemkot Surabaya

Sebanyak 530 pelaku usaha toko kelontong di Surabaya dikumpulkan di Gedung Sawunggaling, Kantor Pemkot Surabaya, Rabu (6/2/2019), untuk mendengarkan pengarahan dari Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya.

Risma mengumpulkan para pengusaha toko kelontong ini karena khawatir toko kelontong di Surabaya punah seperti di perkotaan lainnya. Risma ingin mereka tetap hidup, berdaya, dan bisa survive di tengah perkembangan zaman.

“Saya ingin menghidupkan toko kelontong. Saya ingin toko kelontong makin survive di tengah perkembangan zaman,” ujar Risma di hadapan ratusan pengusaha toko kelontong Surabaya.

Dia mengakui, memang tidak mudah menghidupkan dan membuat toko kelontong tetap bertahan. Tapi menurutnya, hal itu bukan tidak mungkin bila dilakukan secara bersama-sama.

Sebab itulah, Pemkot Surabaya belakangan ini mendorong agar mereka bergabung dalam kelompok koperasi yang disiapkan Pemkot Surabaya di masing-masing kecamatan.

“Kami buat koperasi per kecamatan. Progresnya sangat bagus, terbukti di Kecamatan Sawahan dan Rungkut. Pasti ada yang jalan dan ada yang tidak. Nah, nanti yang tidak jalan akan kami evaluasi,” ujarnya.

Risma menjelaskan, dengan bergabung ke dalam koperasi itu, mereka tidak lagi sendirian. Mereka akan bersama-sama dengan pengusaha toko kelontong lainnya. Misalnya dalam hal ketersediaan barang.

Mereka bisa membeli barang kulakan yang akan mereka jual kembali secara bersama-sama sehingga mendapatkan barang dengan harga lebih murah. Perhitungannya, beli dengan jumlah semakin banyak harganya semakin murah.

“Jadi, mereka nanti bisa mendapatkan barang yang lebih murah dan lebih cocok bila dijual kembali. Kami juga ajari dan training mereka tentang pengelolaan toko dan keuangannya,” katanya.

Dengan cara berkelompok dalam naungan koperasi, Risma berharap mereka bisa bersaing meski banyak toko modern. Risma mengatakan, jumlah penduduk Kota Surabaya akan terus bertambah.

“Artinya, kebutuhan sehari-hari warga semakin bertambah. Mereka (toko kelontong,red) akan menjadi solusi, karena mereka sendiri yang menjadi juragan dan pelayan bagi tokonya masing-masing. Mereka juga bisa membuka lowongan kerja baru, minimal anak cucunya akan melanjutkan usahanya,” ujarnya.

Seperti yang seringkali disampaikan Risma untuk menyemangati warganya, dia meminta para pengusaha toko kelontong di Surabaya tidak mudah menyerah. Warga Kota Surabaya adalah anak cucu pahlawan yang tidak kenal menyerah.

Sementara, Wiwiek Widayati Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya mengatakan, pendampingan kepada para pelaku usaha toko kelontong ini sudah lama berjalan.

Selama ini, mereka sudah didampingi dan diberikan pengarahan secara langsung oleh Risma supaya terus berkembang dan semangat dalam mengelola tokonya.

“Yang datang hari ini 530 pelaku usaha toko kelontong. Kalau total secara keseluruhan di Surabaya ada lebih dari 1.200 toko kelontong,” kata Wiwiek.


Pelaku usaha toko kelontong Surabaya yang mendengar pengaraha dari Risma Walikota. Foto: Humas Pemkot Surabaya

Wiwiek mengatakan, pelatihan yang akan mereka dapatkan di antaranya penataan toko, pengelolaan administrasi stok barang dan keluar, pengelolaan keuangan masuk dan keluar, serta pemasaran dan penjualan.

“Mereka juga sudah dibuatkan koperasi per kecamatan. Sekarang sudah ada tujuh koperasi di tujuh kecamatan. Anggotanya beragam, antara 54 sampai 60 anggota. Semuanya berasal dari kecamatan itu,” ujarnya.

Tujuh kecamatan yang telah memiliki koperasi itu antara lain di Sambi Kerep, Krembangan, Sawahan, Tambaksari, Gubeng, Tenggilis, dan Rungkut. Koperasi ini akan terus dibentuk di setiap kecamatan di Surabaya.

“Tentunya, nanti di 31 kecamatan Surabaya diharapkan memiliki koperasinya masing-masing,” kata mantan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya ini.(den/wil/dwi/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs