Ribuan massa aksi menuntut Ikhsan Kepala Dinas Pendidikan Surabaya agar mundur dari jabatannya dalam demonstrasi yang digelar di depan Balai Kota, Surabaya pada Selasa (2/7/2019).
Massa aksi yang berjumlah ribuan dari 260 SMP Swasta di Surabaya ini meneriakkan “Turun, Turun, Turunkan Ikshan! Sekarang juga!”
Erwin Darmogo Koordinator Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Surabaya mengatakan, tuntutan ini adalah luapan emosi dari SMP-SMP Swasta di Surabaya.
“Sudah tiga tahun bersabar dengan kebijakan kepala dinas. Ini adalah puncaknya, karena teman-teman sudah merasa terzalimi dari kebijakan yang dibuat oleh dinas pendidikan kota Surabaya,” ujar Erwin pada Selasa (2/7/2019).
Ikshan dianggap melanggar kesepakatan yang dibuat pada 27 April 2019 antara Dewan Pendidikan, Dinas Pendidikan Surabaya, dan DPRD Surabaya, yang menyepakati bahwa hanya ada 32 siswa untuk masing-masing rombel. Sedangkan, pada PPDB Jalur pagu tambahan, Dinas Pendidikan Kota menambah jumlah siswa di sekolah negeri.
Erwin menuntut agar Pemkot Surabaya melalui Dinas Pendidikan Kota Surabaya menghentikan penarikan calon siswa yang ada di sekolah swasta akibat kebijakan jalur PPDB pagu tambahan ini. Ia menyebut, total smp swasta di Surabaya kehilangan 50-70 persen calon siswa. Hal ini terbukti dari banyaknya wali murid yang mencabut berkas di SMP-SMP Swasta.
“Setiap sekolah kehilangan sekitar 10 hingga 52 calon siswa. Ini banyak,” kata Erwin.
Hingga saat ini, massa aksi masih berkumpul di depan Balaikota Surabaya untuk meneriakkan aspirasinya. Mereka masih menunggu pihak Pemkot Surabaya untuk berdialog dengan massa aksi terkait tuntutan-tuntutan mereka. (bas/dwi/rst)