Jumat, 22 November 2024

Rekreasi Kota Kolonial Kunjungi Hunian Orang Eropa Masa Lalu

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Saat rombongan Rekreasi Kota Kolonial sampai di Zangrandi. Foto: Humas House of Sampoerna

Rekreasi Kota Kolonial digelar Surabaya Herritage Track (SHT), sampai Minggu (30/6/2019), dengan sejumlah destinasi kawasan Boven stad yang dulunya dikenal sebagai kawasan hunian bagi orang-orang Eropa di Surabaya.

Melalui program tematik Rekreasi Kota Kolonial yang digelar hingga Minggu (30/6/2019) tersebut, mengajak masyarakat untuk menikmati dan merasakan kembali bagaimana kehidupan bangsa Eropa di Surabaya.

Satu diantaranya adalah dengan melihat serta mengunjungi tempat wisata seperti kawasan Jalan Tunjungan, Balai Pemuda di Jalan Gubernur Suryo No. 15, serta Graha Es Krim Zangrandi di Jalan Yos Sudarso No. 15.

Pada masa Kolonial Surabaya merupakan kota yang semarak dengan ragam sarana hiburan bagi warganya. Utamanya setelah kawasan Boven stad (kota bawah) di sekitaran Ketabang, Darmo dan Gubeng dikembangkan menjadi areal hunian bagi orang-orang Eropa.

Surabaya menjadi meriah dengan aneka restoran, bioskop, hotel, pusat perbelanjaan dan klub dansa, bagi mereka yang ingin bersosialisasi atau sekedar melepas penat di ujung hari. Tunjungan straat dikenal sebagai pusat komersil kota.


(Kawasan Tunjungan straat, atau Jl. Tunjungan sebagai satu diantara destinasi tur gelaran Surabaya Herritage Track. Foto: Humas House of Sampoerna)

Diwarnai deretan pertokoan seperti Whiteaway Laidlaw, Hoen Kwee Huis dan lainnya, kawasan ini makin menarik antusiasme warga dengan adanya trem yang melintas. Urusan bersantap sedap pun tidak kalah semarak.

Renato Zangrandis Ijsplais, Grimm and Co maupun Hellendoorn, memenuhi selera para elit Eropa dengan roti, pastri, maupun Rijsttafel yang sangat populer kala itu. Klub elit untuk berdansa dan menonton pertunjukkan pun tak pernah lengang, De Simpangsche Societeit di sudut Jalan Simpang menjadi andalan para elit Eropa untuk berkumpul.

Renato Zangrandis Ijsplais, Grimm and Co dibangun oleh Renato Zangrandi pada 1930 memenuhi kebutuhan warga Eropa yang ada di Kota Surabaya pada waktu itu. Dulunya, depot es krim ini bernama Renato Zangrandis Ijspaleis dan berlokasi tepat di seberang Simpangsche Societeit yang sekarang bernama kompleks Balai Pemuda.

Sebagian dari menu-menu yang dijajakan juga telah ada sejak 1930. Misalnya saja es krim potong Tutti Frutti, yang merupakan menu original paling tua di Zangrandi yang dijajakan dalam berbagai varian rasa es krim yang dicampur dengan potongan buah kering.

De Simpangsche Societeit saat ini dikenal sebagai Gedung Balai Pemuda dan didirikan pada tahun 1907. Dulunya gedung tersebut adalah gedung pertemuan bagi orang-orang Belanda yang dinamakan Simpangsche Societeit.

Tempat ini merupakan satu diantara tempat hiburan dan berkumpulnya orang-orang Eropa (khususnya Belanda) di Surabaya. Pada masa kolonial adalah hanya orang-orang kulit putih yang memiliki akses masuk ke gedung ini.

Sementara itu, tur tematik SHT diselenggarakan pada periode-periode tertentu guna memperkenalkan sejarah kota Surabaya serta berbagai bangunan dan kawasan yang memiliki nilai sejarah tinggi.

Rekreasi Kota Kolonial dijadwalkan setiap Jumat sampai dengan Minggu pada pukul 15.00 wib. “Untuk jadwal pemberangkatan tur ini, selengkapnya silahkan langsung hadir di House of Sampoerna,” ujar Rani Anggraini Manager House of Sampoerna, Sabtu (8/6/2019).(tok)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs