Surabaya, adalah kampung besar yang bertransformasi menjadi kota, mahasiswa Arsitektur UK Petra Surabaya menampilkannya pada pameran Kawasan Siwalankerto yang berubah menjadi perkotaan.
Mahasiswa semester tujuh Program Studi Arsitektur UK Petra Surabaya, memberi tajuk pada pameran karya kali ini: Visionary Architecture towards City 2.0 case study Siwalankerto, berkisah tentang kampung Siwalankerto yang bertransformasi menjadi perkotaan.
Dr. Rony Gunawan Sunaryo, Dosen pembimbing kelas studio menyampaikan bahwa sebelum pameran kali ini, sebelumnya pernah dipamerkan juga Kawasan Gubeng, Darmo, dan Tunjungan, yang menggunakan konsep problem based learning.
“Sebagai bagian dari capaian pembelajaran, penugasan di kelas Mata Kuliah Studio Merancang Tematik ini selalu mengambil konteks kawasan perkotaan. Kali ini kami membahas rumah sendiri yaitu kawasan Siwalankerto. Metode yang khas di studio arsitektur adalah problem based learning, yaitu berawal dari penemuan masalah rancangan yang akan diselesaikan,” terang Dr. Rony Gunawan Sunaryo.
Penemuan masalah rancangan, lanjut Rony dilakukan melalui proses survei, observasi lapangan dan riset literatur.
Dari seluruh mahasiswa Studio Tematik, yang masing-masing terdiri dari 15 kelompok dengan anggota 8 mahasiswa sampai dengan 10 mahasiswa, menghasilkan 30 karya. Mulai dari konsep perencanaan, perspektif kawasan, poster dan maket kawasan.
Total luas bagian Kawasan Siwalankerto yang menjadi target para mahasiswa kali ini mencapai 45 hektar. Setiap kelompok mendapat luasan 1 hektar untuk dirancang.
Kawasan Siwalankerto dalam 30 tahun terakhir ini mengalami banyak perubahan. Sebagian, kata Rony menyisakan wajah kampung aslinya, sebagian ada yang berubah dengan hadirnya fungsi komersial dan pendidikan tinggi.
“Para mahasiswa mencoba memberi pemikiran masa depan untuk Kawasan Siwalankerto ini. Beberapa asumsi tentang kondisi masa depan diberikan sebagai acuan, antara lain sistem transportasi massal dan tata ruang dengan kepadatan tinggi. Secara umum konsep desain masa depan mengarah pada rancangan kawasan yang walkable, inclusive dan hijau sesuai konsep City 2.0,” papar Rony.
Konsep City 2.0, tambah Rony merupakan fase pertumbuhan kota dimana terjadi kolaborasi dan integrasi antar disiplin ilmu. Maka dari itu bentuk rancangan para mahasiswa harus kreatif, inovatif dan spektakuler. Tak lupa juga dalam desain tersebut harus menciptakan desain yang hemat energi, ramah lingkungan, dan meningkatkan sense of place.
Mata Kuliah Studio Merancang Tematik, diampu oleh Rully Damayanti, Ph.D., Dr. Rony Gunawan Sunaryo, Bisatya Widadya Maer, MT., Danny Santoso Mintorogo, Ph. D. dan Bram Wayne, M. Ars.
Selain mendapatkan penilaian internal dari dosen pengampu, dan dosen tutor kelompok, hasil rancangan mahasiswa mendapatkan penilaian eksternal dari praktisi arsitek.
Pameran dihadirkan, Kamis (24/10/2019) di ruang pamer Perpustakaan Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya gedung Radius Prawiro lantai 6, dan dapat disaksikan selama bulan Oktober 2019.(tok/rst)