Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) berharap, program “7in1” yang merupakan program pembangunan gedung layanan pendidikan di tujuh kampus terpilih, bisa meningkatkan kualitas layanan dan pendidikan menjadi lebih baik.
Mohammad Nasir Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) mengatakan, dengan peningkatan kualitas ini, diharapkan jumlah mahasiswa yang diterima juga turut meningkat.
“Yaitu tujuh kampus, tujuh bangunan di dalam kampus tersebut dalam satu kontrak, yaitu kontrak yang diadakan oleh IsDB (Islamic Development Bank,red). Artinya kementerian dengan IsDB dalam satu kontrak ini sangat penting, supaya menyederhanakan,” ujar Nasir ketika ditemui usai meresmikan gedung yang menjadi bagian dari program “7in1” di Kampus Unesa, Surabaya pada Rabu (20/2/2019).
Ia mengatakan, Islamic Development Bank (IsDB) merupakan bagian dari Kemenristek Dikti yang memberikan pinjaman ringan kepada kampus-kampus terpilih. Ia menegaskan, pinjaman ringan yang diberikan sangat-sangat ringan sehingga tidak membebani kampus.
“Penentuan tujuh kampus ini berdasarkan proposal yang diajukan atas acuan dari rektor di Perguruan Tinggi ini. Masing-masing kampus harus punya keunikan,” ujarnya.
Dari tujuh kampus yang mendapat dana dari IsDB, saat ini sudah ada empat kampus yang berhasil diresmikan, masing-masing yaitu Universitas Tanjungpura di Pontianak, Universitas Negeri Gorontalo di Gorontalo, Unversitas Negeri Yogyakarta di Yogyakarta, dan Universitas Negeri Surabaya di Surabaya.
“Berikutnya nanti 5 maret, peresmian di Lambung Mangkurat di Banjarmasin, nanti 26 maret di Universitas Samratulangi di Manado, dan nanti Universitas Syiah Kuala kita lihat jadwalnya,” ujarnya.
Mohammad Nasir Menristekdikti saat memberikan pernyataan kepada wartawan usai meresmikan gedung baru di Universitas Negeri Surabaya, Rabu (20/2/2019). Foto: Baskoro suarasurabaya.net
Ia berharap, nilai proyek yang besar hingga mencapai sekitar Rp 2,7 triliun ini bisa meningkatkan sarana dan prasarana di masing-masing kampus. Salah satunya, Nasir menyebut, “7in1” digagas dalam rangka meningkatkan sarana e-learning.
“Yaitu sistem pembelajaran dengan daring. Dari e-learning ini, ada beberapa mata kuliah yang sudah diajukan melalui Sepada atau Sistem Pembelajaran Daring. Nanti dari Sepada ini, nanti akan kami evaluasi, apakah mata kuliah yang sudah masuk itu memenuhi standar pembelajaran yang baik atau belum,” katanya.
Ia menyebut, jika sistem ini sudah baik, akan ada Cyber University. Cyber University ini adalah lembaga yang ditetapkan oleh Kementerianristek Dikti untuk mengevaluasi seluruh pembelajaran yang ada di Indonesia melalui daring tersebut. (bas/wil)