Sabtu, 23 November 2024

Presiden Minta Korpri Respon Perubahan Global dan Tingkatkan Pelayanan Publik

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Joko Widodo Presiden memberikan arahan di hadapan ratusan anggota Korpri, Selasa (26/2/2019), di Istana Negara, Jakarta. Foto: Farid suarasurabaya.net

Joko Widodo Presiden, hari ini, Selasa (26/2/2019), membuka Rapat Kerja Nasional Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri), di Istana Negara, Jakarta.

Di hadapan ratusan anggota Korpri, Presiden meminta aparatur sipil negara (ASN) merespon dengan baik berbagai bentuk perubahan global yang cepat.

Karena, kalau tidak bisa merespon perubahan, Presiden khawatir aparatur negara akan ketinggalan zaman dan tidak bisa melayani masyarakat dengan optimal.

“Tiap hari kita dijejali dengan perubahan-perubahan. Kalau kita tidak berubah ya ditinggal. Kalau kita tidak merespons perubahan itu negara kita ya ditinggal,” ujar Presiden.

Perubahan yang cepat itu, menurut Jokowi, salah satunya bisa direspon dengan mengubah cara berpikir dan orientasi pekerjaan yang dilakukan para aparatur negara.

Artinya, Presiden meminta para penyelenggara negara bekerja lebih efektif dan efisien dengan berorientasi pada hasil.

“Orientasi harus berubah. Bukan prosedur, tapi orientasi hasil. Sekarang ini orientasinya harus hasil, prosedur mengikuti karena itu kewajiban. Hasil yang bisa bermanfaat bagi rakyat, masyarakat, dan negara,” tegasnya.

Presiden yakin para ASN mampu melakukan lompatan-lompatan besar. Asalkan, apa yang dikerjakan itu dibarengi dengan kemauan kuat.

“Saya berikan contoh misalnya urusan sertifikat yang dulunya setahun hanya mengeluarkan 500 ribu di seluruh Indonesia. Di 2017 sudah melompat menjadi 5 juta, 2018 melompat lagi menjadi 7 juta. Tahun ini InsyaAllah lebih dari 9 juta,” kata Presiden.

Pada kesempatan itu, Presiden menyampaikan sejumlah apresiasi untuk para aparatur negara yang berperan aktif membantu menyukseskan program-program pemerintah.

Satu di antaranya, program pengentasan masalah gizi kronis (stunting) pada anak-anak, yang mengalami penurunan, dari 37 persen menjadi 30 persen.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih karena angka stunting kita sudah turun dari 37 persen menjadi 30 persen. Turunnya juga drastis. Memang harus seperti itu, dikerjakan bareng dari pusat sampai daerah,” tutur Presiden.

Meski begitu, Presiden berharap angka penderita stunting di Indonesia makin berkurang, di bawah 20 persen.

Lebih lanjut, Presiden juga mengajak para penyelenggara negara, ASN yang tergabung dalam Korpri mendekati masyarakat untuk menyelesaikan berbagai persoalan di lapangan, dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

“Sering ke lapangan, jadi masalahnya betul-betul bisa dikuasai. Bukan terjebak pada hal-hal yang administratif, sehingga manfaat layanan itu betul-betul dirasakan langsung oleh masyarakat,” pungkasnya.

Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara itu, Tjahjo Kumolo Menteri Dalam Negeri, Pramono Anung Sekretaris Kabinet, Syafruddin Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Zudan Arif Fakrulloh Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Korpri.(rid/wil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs