Jumat, 22 November 2024

Presiden Ingatkan Warga NU tentang Cepatnya Perubahan di Berbagai Sektor Kehidupan

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Joko Widodo Presiden memberikan sambutan pada peringatan Hari Lahir NU ke-93, Kamis (31/1/2019), di JCC. Foto: Farid suarasurabaya.net

Joko Widodo Presiden hari ini menghadiri peringatan Hari Lahir ke-93 Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar di Plenary Hall Jakarta Convention Center, Kamis (31/1/2019).

Peringatan tersebut mengambil tema Konsolidasi Jelang Satu Abad berdirinya NU, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.

Kedatangan Jokowi langsung disambut KH Said Aqil Siradj Ketua Umum PBNU dan para pengurus NU lainnya baik di tingkat pusat maupun wilayah.

Presiden yang memberikan sambutan dalam acara tersebut mengingatkan bahwa dunia berkembang cepat dengan segala perubahan di berbagai sektor kehidupan.

Ditambah dengan hadirnya revolusi industri keempat yang perubahannya dikatakan tiga ribu kali lebih cepat.

“Kita melihat memang perubahan-perubahan sekarang ini begitu cepat. Lanskap ekonomi global berubah, lanskap politik global juga berubah, lanskap sosial global juga berubah,” kata Presiden di JCC, Kamis (31/1/2019).

Perubahan-perubahan tersebut, lanjut Presiden memang tak bisa dibendung. Makanya, harus direspons untuk dapat mengambil manfaatnya, termasuk perkembangan media sosial.

Namun, di tengah perkembangan itu, ia mengingatkan akan adanya dampak positif mau pun negatifnya.

“Media sosial yang sangat terbuka banyak memberikan manfaat, tetapi juga banyak mudaratnya. Kita lihat akhir-akhir ini di sosial media saling hina, saling mencela, saling ejek, dan saling fitnah semakin menjadi-jadi,” katanya.

Menurut Jokowi, aktivitas ujaran kebencian dan saling fitnah yang terjadi di media sosial itu disebabkan karena lunturnya kesadaran akan nilai-nilai keagamaan dan etika yang ada.

Presiden khawatir hal tersebut dapat menghilangkan karakter asli bangsa Indonesia yang rukun di tengah perbedaan.

“Saya menitipkan karena saya meyakini NU yang memiliki komitmen keagamaan sekaligus komitmen kebangsaan yang tidak perlu diragukan lagi,” imbuhnya.

Presiden menegaskan, perbedaan-perbedaan itu tak lain merupakan ciri khas yang dimiliki bangsa Indonesia dan tak dimiliki oleh bangsa lainnya. Hal itulah yang mesti selalu dijaga oleh segenap bangsa Indonesia.

“Negara kita ini berbeda dengan negara-negara lain. Keberagaman, perbedaan-perbedaan, dan warna-warni negara kita ini betul-betul telah menjadi sunatullah, menjadi hukum Allah, yang diberikan kepada kita bangsa Indonesia. Inilah yang terus harus kita jaga,” ucap Presiden.

Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut, Wiranto mantan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Lukman Hakim Saifuddin Menteri Agama, Pramono Anung Sekretaris Kabinet, dan Imam Nahrawi Menteri Pemuda dan Olahraga. (rid/tin/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs