Jumat, 22 November 2024

Presiden Beri Arahan Menteri Terkait Investasi dan Pariwisata

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Joko Widodo Presiden memberikan arahan kepada para menteri dalam rapat kabinet terbatas membahas investasi dan pariwisata, Rabu (30/10/2019), di Kantor Presiden, Jakarta. Foto: Biro Setpres

Joko Widodo Presiden, Rabu (30/10/2019), menggelar rapat terbatas untuk membahas program-program kerja di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Dalam rapat yang digelar di Kantor Presiden, Jakarta, Jokowi meminta jajarannya fokus pada beberapa target utama.

Pertama, Presiden meminta jajarannya menyiapkan dan membuat program-program terobosan untuk menekan defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan.

“Harus kita pastikan peningkatan investasi terus bisa kita lakukan, dan di saat yang bersamaan kita juga bisa mengurangi ketergantungan pada barang-barang impor,” kata Presiden.

Untuk menekan defisit yang utamanya disumbangkan dari sektor migas, Presiden menekankan kembali mengenai langkah-langkah peningkatan produksi minyak dalam negeri.

“Saya menekankan kembali peningkatan produksi minyak di dalam negeri sehingga segmentasi dari kebijakan energi baru terbarukan juga harus dipercepat lagi terutama percepatan mandatori dari B20 menjadi B30, nanti melompat ke B50 ke B100,” ucapnya.

Beralih ke program lainnya, Presiden mengevaluasi pelaksanaan program Tol Laut dalam beberapa tahun belakangan. Jokowi bilang, pada awal berlakunya program tersebut, harga-harga bahan pokok yang dilayani trayek tol laut bisa turun sebanyak 20 hingga 30 persen.

Selain itu, inflasi di sejumlah wilayah yang dilalui trayek tol laut juga bisa ditekan.

“Tapi akhir-akhir ini, rute-rute yang ada itu barangnya dikuasai oleh swasta tertentu, saya belum dapat ini swastanya siapa, sehingga harga barang itu ditentukan oleh perusahaan ini, dan harga-harga barang kembali naik,” sambungnya.

Di hadapan para menteri, Presiden meminta persoalan itu secepatnya diselesaikan.

“Tol lautnya ada tapi harganya juga tetap (mahal) ya untuk apa kita buat tol laut itu? Tol laut itu dibangun untuk menurunkan biaya logistik, biaya transportasi, sehingga harga menjadi jatuh turun. Tapi, kalau nanti yang dikuasai oleh satu perusahaan munculnya beda lagi, kita memberikan fasilitas kepada dia. Ini yang tidak kita kehendaki,” tegasnya.

Sementara itu, yang berkaitan dengan investasi, Presiden meminta jajarannya untuk fokus pada beberapa potensi investasi saja, dan bisa dieksekusi sampai tuntas.

Mantan Wali Kota Solo itu juga menyorot investasi pada industri hilirisasi yang memungkinkan pengolahan bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau bahkan bahan jadi sehingga meningkatkan penerimaan negara.

Lebih lanjut, Presiden juga menginginkan adanya industri yang bisa menghasilkan barang-barang substitusi impor.

“Contoh yang ada di Morowali itu bisa dicontoh untuk produk-produk bahan mentah yang selama ini kita ekspor,” kata Presiden.

Lalu, terkait program kerja di bidang pariwisata, Presiden memasang target akhir tahun 2020, pembangunan di lima kawasan pariwisata dan ekonomi, yaitu di Danau Toba, Borobudur, Pelabuhan Bajo, Mandalika, dan Manado bisa rampung.

“Airport, jalan, pelabuhan rampung. Produk-produk wisata, calendar of event-nya juga rampung. Sisi lingkungannya saya juga sudah perintah ke Menteri LHK agar di situ disiapkan persemaian untuk menghijaukan kawasan-kawasan itu biar lebih baik,” pungkasnya. (rid/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs