Polda Jatim mulai mengerucutkan kasus pembunuhan mutilasi Budi Hartanto (28), yang jenazahnya ditemukan di dalam koper dalam keadaan termutilasi pada Rabu (3/4/2019) lalu. Sebelumnya, polisi mendalami tiga hal terkait kasus ini, yaitu karena ekonomi, perampokan (curas), dan asmara.
Kombes Pol Frans Barung Mangera Kabid Humas Polda Jatim mengatakan, pihaknya telah mengambil keterangan dari sejumlah saksi. Dari situlah, polisi mulai mendalami jejak asmara korban yang diduga berkaitan dengan kasus pembunuhan mutilasi ini.
“Kami menghilangkan motif perampokan atau curas dan motif ekonomi dari kasus ini. Kami masuk pada hal yang berkaitan dengan asmara. Kenapa? Karena dari saksi-saksi itu mengatakan ada yang harus didalami penyidik berkaitan orientasi seks yang berbeda,” kata Barung, Jumat (5/4/2019).
Sampai saat ini, kata dia, polisi telah memeriksa 14 orang sebagai saksi. Mereka adalah orang-orang terdekat korban dan sempat berinteraksi dengan korban sebelum ditemukan meninggal dunia.
Termasuk seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Nganjuk, juga sempat diperiksa oleh polisi. Laki-laki tersebut diketahui sempat menjadi teman dekat dari korban.
“Itu pernah dekat, berhubungan dengan korban. Masih saksi, bukan ditangkap. Tapi diamankan karena alibinya waktu itu kita uji,” kata dia.
Barung mengungkapkan, polisi sampai saat ini masih mencari pelaku pembunuhan mutilasi ini. Polisi juga masih melakukan pencarian terhadap potongan tubuh korban yang belum ditemukan.
“Pagi ini Polres Blitar Kota ke TKP. Masih mencari untuk bagian kepala yang belum ditemukan. Hasil labfor belum keluar,” kata dia.
Sekedar diketahui, Budi Hartanto ditemukan meninggal dunia tanpa kepala di dalam koper, di pinggir sungai bawah jembatan Desa Karanggondang, Blitar, Rabu (3/4/2019). Budi diketahui warga Kelurahan Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Selain berprofesi sebagai tenaga honorer di salah satu SD, korban juga merupakan penari dan mempunyai sanggar tari modern. Kini, jenazah korban sudah dimakamkan. Namun, bagian kepalanya belum ditemukan. (ang/rst)