Jumat, 22 November 2024

Permudah Pendataan, Kembangkan Sistem Informasi untuk Panti Asuhan

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Anak-anak panti asuhan sedang bergembira di kitchen sebuah hotel. Foto: Totok/Dok. suarasurabaya.net

Mempermudah pendataan seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, Immah Inayati S.Kom., M.Kom., MBA, dosen Universitas Narotama Surabaya kembangkan sistem informasi untuk Panti Asuhan.

Sistem informasi manajemen dan kepengasuhan berbasis web ini dijadwalkan bakal diujicobakan dan digunakan untuk Panti Asuhan Muhammadiyah yang ada di sejumlah kota di Jawa Timur.

“Panti Asuhan Muhammadiyah belum memiliki sistem informasi manajemen. Padahal di Jatim totalnya ada 99 panti asuhan dengan setidaknya 4.000 anak asuh. Semuanya belum memiliki catatan berbasis sistem informasi. Selama ini masih manual,” terang Immah, Selasa (18/6/2019).

Pendataan anak asuh dan pengasuh serta bantuan masih berupa cacatan di buku dan beberapa menggunakan program Microsoft Excel, tapi itu tentu saja belum cukup. Terutama jika ingin mengintegrasikan seluruh panti asuhan di Jatim dengan maksimal.

“Sistem manual jelas tidak maksimal untuk memonitoring perkembangan sebuah panti asuhan. Pimpinan jadi sulit untuk mendapatkan laporan panti secara cepat dan tepat, sehingga kesulitan untuk mengembangkan panti serta anak asuh sesuai yang dibutuhkan. Padahal anak asuh memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan,” lanjut Kepala Program Studi Sistem Informasi Universitas Narotama itu.

Sistem informasi yang akan dibangun Immah bersama mahasiswa program studi Sistem Informasi Universitas Narotama itu mencakup pendataan anak asuh, orangtua asuh, catatan keuangan, catatan bantuan, dan daftar kegiatan, serta akan terintegrasi dengan seluruh panti asuhan Muhammadiyah di Jawa Timur.

“Kendalanya masih ada pada server. Karena sebenarnya sistemnya sudah ada namun ketika coba diaplikasikan, servernya belum bisa,” papar Immah merinci.

Target selanjutnya adalah melengkapi sistem informasi untuk panti dan pesantren dengan akses mengenai beasiswa, termasuk beasiswa Bidikmisi.

“Karena di panti pesantren kan jenjangnya hanya sampai SMA. Setelah itu mereka mencari sendiri untuk kuliah. Jadi inginnya berkontribusi juga untuk memudahkan mereka studi lanjut,” ujar wanita asal Malang tersebut.

Immah juga baru saja mendapatkan kesempatan menjadi satu diantara perwakilan Indonesia untuk melakukan pemagangan dosen di luar negeri untuk persiapan studi Doktoral dalam program bridging dari Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti).

Immah terpilih untuk berangkat ke University of Western Australia (UWA) di Perth, Australia pada Desember 2018 lalu.

Dari program tersebut, Immah mengaku sangat tertarik dan sedang mempersiapkan untuk studi S3 di Australia.

“Suasana di Perth enak sekali untuk belajar dan kemarin juga sudah bertemu dengan profesor di Business School UWA. Jadi sedikit banyak sudah ada pandangan akan meneliti apa di sana nanti,” pungkas Immah.(tok/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs