Beberapa perguruan tinggi di Surabaya menegaskan tidak ada perpeloncoan saat Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) pada mahasiswa baru dan akan memberikan sanksi jika perpeloncoan tetap dilakukan.
Anjar Pudji Kepala Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Surabaya, Senin (22/7/2019) mengatakan pihaknya memberikan materi Ospek atau di Poltekkes dinamakan Pengenalan Program Studi Mahasiswa (PPSM) agar tidak ada praktik perpeloncoan.
“Selama empat hari mulai dari tanggal 22-25 Juli ini kami memberikan berbagai materi seperti pengenalan kampus, materi antinarkoba yang menggandeng BNN (Badan Narkotika Nasional, red) dan juga bhakti kampus,” kata Anjar.
Mahasiwa baru jurusan Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya saat mendapatkan materi dari BNN Jatim. Foto: Istimewa
Dia menyatakan sejak beberapa tahun lalu tidak ada aktivitas perpeloncoan di kampusnya saat PPSM. Hanya berupa perkenalan antara mahasiswa baru dan mahasiswa lama.
Anjar Pudji Kepala Jurusan Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya. Foto: Iping suarasurabaya.net
“Di sini sejak beberapa tahun lalu sudah tidak ada perpeloncoan. Tapi memang ada perkenalan dengan senior-senior. Jika ada perpeloncoan, dari kampus akan memanggil pihak panitia diberikan teguran sehingga ada rambu-rambu dan tetap terkontrol,” kata Anjar.
Senada dengan Anjar, Hadi Subchan Direktur Kemahasiswaa Universitas Airlangga Surabaya menuturkan di kampusnya mahasiswa baru selama masa Ospek akan diberi materi terkait pendidikan karakter, pendidikan wawasan kebangsaan.
Selain itu ada juga pendidikan keunairan serta tanam pohon bersama yang dikemas dalam kegiatan bernama PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru).
PKKMB, kata Hadi, dilaksanakan oleh kampus dan dibiayai juga oleh kampus. Artinya Unair bertanggung jawab dan mengontrol penuh kegiatan tersebut.
“Jika ada perpeloncoan kami akan memberi sanksi akademis. Jika ada unsur pidana akan diproses sesuai ketentuan hukum positif,” katanya
Sementara itu, Kepala Lembaga Informasi dan PMB Universitas Muhammadiyah Surabaya Radius Setiawan mengungkapkan saat Ospek mahasiswa baru di kampusnya akan diarahkan pada kerja kolektif bersama masyarakat, seperti membersihkan sungai, sampah dan sejenisnya.
UMS juga tidak segan memberikan sanksi tegas jika terjadi peloncoan saat ospek. Menurutnya, indikasi perpeloncoan akan mudah dideteksi melalui verifikasi agenda yang dilakukan kampus.
“Kampus melalui biro kemahasiswaan sebelumnya melakukan verifikasi agenda, jadwal acara dan hal-hal teknis yang akan diterapkan dalam ospek. Jadi dari proses itu, hal-hal yang bersifat perpeloncoan pasti terdeteksi,” ujarnya seperti dilansir Antara.(ant/ipg)