Kabul Budiono penyiar kawak Radio Republik Indonesia (RRI) di era 80-an berkunjung ke Studio Mini Suara Surabaya Media di Pameran Pers HPN 2019, di Grand City Convex, Surabaya, Kamis (7/2/2019).
Bersama Isa Anshori penyiar Radio Suara Surabaya, pria yang kini menjadi Dewan Pengawas TVRI ini menyapa pendengar Radio SS dengan suaranya yang masih sangat terjaga.
Berkaitan Perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2019, Kabul mengingatkan kembali kecepatan informasi memang perlu. Tapi penyajian berita yang benar, kata dia, harus mengutamakan akurasi.
“Kecepatan iya, tapi yang penting adalah ketepatan. Kalau belum ada verifikasi, jangan disajikan. Kalau ini diabaikan, dampaknya akan buruk bagi media itu,” ujarnya.
Dia mengatakan, produk jurnalistik yang mengabaikan prinsip akurasi tersebut, pada akhirnya tidak lebih dipercaya oleh masyarakat. Akibatnya, kredibilitas media akan menurun.
“Kalau tidak akurat, nih, masyarakat akan memilih informasi dari media lain. Ini terbukti, lho. Lihat, berita-berita yang mempertahankan prinsip ini, pasti akan tetap naik, seperti SS,” katanya.
Isa Anshori sempat meminta Kabul menyajikan kembali gayanya saat menjadi penyiar di RRI. Kabul pun mendemonstrasikannya secara sempurna.
Suara Kabul masih merupakan suara penyiar. Errol Jonathans CEO Suara Surabaya Media mengatakan, Kabul adalah penyiar dengan the golden voice.
Salah satu rahasia agar suaranya tetap optimal meski telah lama tidak on air, adalah dengan tetap menjaga pola hidup sehat. “Kalau menurut teorinya Mas Errol, organ of speech-nya terus dijaga. Sering-sering nyanyi,” selorohnya.(den/tin)