Akreditasi penting bagi kalangan perguruan tinggi, tetapi jumlah program studi di kampus di Indonesia sekitar 25.000, sehingga Badan Akreditasi Nasional (BAN) PT kesulitan untuk melakukan akreditasi.
BAN Perguruan Tinggi (PT) pun mulai bersiap untuk hanya melakukan akreditasi bagi institusi, sedangkan program studi ditangani Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM), seperti yang dilaksanakan LAM PTKes (Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia), sejak 2015.
Melihat kondisi itu seminar nasional digelar Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) bekerjasama dengan Universitas Narotama Surabaya, Rabu (30/1/2019) bertema: Menghadapi Era Disruption dan Finalisasi Pembentukan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) Teknik.
Prof. Dr. Ir. Eddy Jusuf, Sp.,M.Si.,M.Kom, Wakil Ketua Bidang Akreditasi dan Ketua Umum Perguruan Tinggi Teknik & Sains, mengatakan LAM harus segera diinisiasi sehingga bisa merumuskan instrumen-instrumennya sendiri.
“Teknik memiliki lebih dari 20 disiplin ilmu, sehingga instrumen akreditasinya tentu tidak sama dan berbeda-beda. Selama ini BAN PT hanya memiliki instrumen dasar saja,” terang Eddy Jusuf.
Jika sudah terakreditasi dengan instrumen yang sesuai, tambah Eddy tentu akan lebih menentukan mutu prodi teknik tersebut.
Sementara itu Prof. Dwiwahju Sasongko, Ph.D., Ketua Majelis Akreditasi BAN PT, sebagai keynote speaker menjelaskan tentang pedoman penilaian LAM, yang nantinya bertugas lebih pada penyusunan instrumen, melakukan akreditasi program studi , dan instrumen evaluasi pembukaan prodi baru.
“Jenis LAM yang akan dibentuk oleh LAM Teknik adalah LAM masyarakat. Yaitu berupa badan hukum nirlaba yang dibentuk oleh organisasi profesi dan asosiasi unit pengelola program studi berbadan hukum,” kata Dwiwahju Sasongko.
Dengan adanya LAM Teknik, tentunya akan meningkatkan mutu pendidikan teknik dan sebuah jalan menuju suatu luaran yang bermutu.
“Berdirinya LAM teknik dan LAM prodi lainnya akan meringankan kinerja BAN PT dalam siklus 5 tahunan. Ke depan, BAN PT akan fokus pada akreditasi institusi dan program studi yang belum memiliki LAM serumpun. Serta memberi rekomendasi, pemantauan, dan evaluasi bagi LAM,” papar dosen Teknik Kimia ITB itu.
Ditemui di tempat berbeda, Dr. Arasy Alimudin, S.E.,M.M., Rektor Universitas Narotama, mengatakan seminar ini diadakan untuk menyikapi kebijakan baru yang diterbitkan BAN PT dan peraturan Menteri yang masih perlu penyesuaian dalam hal akreditasi program studi ini.
“Seminar nasional ini penting agar kita semua bisa mempersiapkan banyak hal atau apa saja yang harus dilakukan, dan dilaksanakan, utamanya untuk program studi teknik supaya bisa berjalan dengan baik, sesuai harapan,” pungkas Arasy Alimudin.(tok/dwi)