Minggu, 24 November 2024

Pengelolaan Bencana Bisa Tekan Kerugian Pada Masyarakat

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Emil Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur saat memberi sambutan acara Seminar Nasional 'Antisipasi dan Penanganan Bencana' di Kampus Unair, Surabaya pada Selasa (8/10/2019). Foto: Baskoro suarasurabaya.net

Prof. Mohammad Nasih Rektor Universitas Airlangga mengatakan, pengelolaan bencana bisa menekan kerugian yang terjadi di masyarakat. Untuk itu, ia berharap program studi Manajemen Bencana Unair bisa memberikan kontribusi dalam hal pengelolaan bencana di Jawa Timur.

“Kalau tidak dikelola, kerugian bisa sangat besar. Tentu akan sangat baik kalau kita bisa memanfaatkan ini sebagai bagian kontribusi (Universitas, red) Airlangga untuk masyarakat Jawa Timur. Kami ingin dengan prodi itu, kita bisa menyulap bencana menjadi nikmat. InsyaAllah. Upaya kita semua,” ujar Nasih ketika memberi sambutan pada Seminar Nasional ‘Antisipasi dan Penanganan Bencana’ di Kampus Unair, Surabaya pada Selasa (8/10/2019).

Ia juga mengatakan, seminar bertajuk antisipasi dan penanganan bencana ini menjadi salah satu langkah memberikan pemahaman masyarakat terkait penanggulangan bencana. Melalui seminar ini, Nasih berharap masyarakat dapat menekan kerugian ketika bencana terjadi.

Dalam seminar ini juga, Emil Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur mengatakan, di Jawa Timur terdapat 392 bencana setiap tahunnya. Berdasarkan data kajian resiko bencana Jawa Timur tahun 2016-2020, beberapa bencana tercatat rawan terjadi di provinsi ini.

“Banjir, banjir bandang, gelombang ekstrim dan abrasi, gempa bumi, kegagalan teknologi, kekeringan, epidemi dan wabah penyakit, letusan gunung api, cuaca ekstrim, tanah longsor, tsunami, dan kebakaran hutan dan lahan,” kata Emil ketika memberi sambutan pada Selasa (8/10/2019).

Emil juga mengatakan, kondisi kebencanaan di Jawa Timur direspon Pemprov Jatim dengan menjadikan indeks resiko bencana sebagai indikator kinerja utama pemerintah. Saat ini, beberapa bencana yang melanda Jawa Timur sedang menjadi konsern utama. Yaitu kekeringan di beberapa wilayah, pencegahan banjir, dan karhutla di Gunung Arjuno, Semeru, dan Raung.

Selain Emil Dardak, hadir juga sebagai pembicara yaitu Amien Widodo Pakar Geologi ITS, Syamsul Ma’Arif Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 2008-2015, Gegar Prasetya Ketua Ikatan Ahli Tsunami Indonesia, dan Christijogo Soemartono Waloejo Koordinator Prodi Manajemen Bencana Unair. (bas/tin/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
27o
Kurs