Jumat, 22 November 2024

Pencak Silat Budaya Bangsa yang Harus Dilestarikan

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Pesilat Pagar Nusa memperlihatkan keahliannya di hadapan Joko Widodo Presiden, dalam acara peringatan Hari Lahir Nahdatlul Ulama ke-93, Kamis (31/1/2019), di JCC, Senayan, Jakarta. Foto: Farid suarasurabaya.net

Sejumlah anak-anak menampilkan seni bela diri pencak silat di hadapan Joko Widodo Presiden saat Pembukaan Konsolidasi Organisasi Jelang Satu Abad Nahdatlul Ulama (NU).

Mereka yang masih berusia Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama itu terlihat begitu lincah memeragakan kesenian itu.

M Nabil Harun Ketua Umum Pimpinan Pusat Pencak Silat Pagar Nusa, menjelaskan, penampilan para pesilat cilik itu sebagai bentuk promosi aset budaya bangsa.

“Pencak Silat adalah aset budaya bangsa harus terus dipromosikan, dipamerkan kepada seluruh khalayak,” kata Nabil usai pembukaan di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Kamis (31/1/2019).

Pelatihan terhadap anak-anak itu, menurutnya, bukan untuk mengajari berkelahi. Dia melihatnya sebagai budaya yang harus dilestarikan sehingga pelatihan kepada mereka sejak dini itu sebagai bentuk regenerasi.

“Itu budaya yang harus kita pertahankan. Warga kita harus dilatih,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Nabil mengungkapkan bahwa pencak silat tidak ofensif, menyerang, tetapi bersifat defensif, bertahan.

“Pencak silat ini sifatnya defensif. Kami tidak pernah mengajari anggota kami untuk kemudian melakukan hal yang tidak perlu, seperti berantem,” tegasnya.

Menurutnya, seorang pendekar tahu kapan harus menggunakan pukulan, tendangan, dan bantingan.

Para anggota Pagar Nusa selain dibekali dengan pelatihan fisik, mereka juga ditanamkan etika, akhlak yang baik. Karenanya, bisa dipastikan anak-anak Pagar Nusa berlaku sopan terhadap orang yang lebih tua.

“Kami bisa pastikan, kami bisa pastikan, bahwa anggota Pagar Nusa adalah anak-anak yang sopan pada orang tuanya, dan orang yang lebih tua,” pungkasnya.

Selain menampilkan anggota anak-anak, PP Pagar Nusa juga menampilkan Pasukan Inti (Pasti) yang beraksi membuka tiga buah kelapa dengan giginya.

Dari dalam kelapa itu, mereka mengeluarkan tiga bendera, yakni Merah Putih, Nahdlatul Ulama, dan satu kain bergambar Joko Widodo.

Melihat aksi itu, Jokowi Presiden secara khusus memberikan pujian. “Itu pesilat yang masih muda saja saktinya itu? Apalagi yang sepuh-sepuh, pasti jauh lebih sakti,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta sambil tersenyum. (rid/tin/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs