Diantara sejumlah masyarakat yang datang ke acara open house Gedung Negara Grahadi, ada beberapa orang yang berpakaian apa adanya. Sebagian di antaranya mengenakan celana pendek dan bersandal jepit.
Mereka adalah sejumlah penarik becak dari sejumlah wilayah di Surabaya yang sengaja diundang ke Grahadi untuk bertemu dan bersilaturahmi dengan Khofifah dan Emil Elestianto Dardak Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur.
Bagiyo Penarik Becak yang biasa mangkal di sekitaran Makam Tembok, Jalan Kranggan, Surabaya mengaku baru pertama kali ini masuk ke Gedung Negara Grahadi dan bertemu Khofifah secara langsung.
“Nggih bungah, sakderenge mboten natih kepanggih (ya senang, sebelumnya belum pernah ketemu),” kata warga Simo Pomaha ini ditemui usai bersalaman dengan Khofifah.
Saat itu, Emil dan Arumi sudah berpamitan pergi ke Jakarta untuk menghadiri acara keluarga. Bagiyo pun tidak sempat bertemu dan bersalaman dengan Emil dan Arumi.
Meski belum pernah hadir di Grahadi, saat kepemimpinan Soekarwo Gubernur Jawa Timur, Bagiyo sudah dua kali diundang saat open house di Kantor Gubernur Jawa Timur Jalan Pahlawan.
“Sudah dua kali kalau ke Kantor Gubernuran masih Pakde Karwo itu,” katanya.
Bagiyo datang ke Grahadi bersama sejumlah kawannya. Salah satunya Liling, penarik becak warga Manukan Tengger yang juga biasa mangkal di sekitaran Makam Tembok.
“Kalau saya baru pertama ini ketemu Gubernur. Waktu Pakde Karwo saya diundang tapi tidak bisa datang,” ujarnya.
Bagiyo dan Liling, di masa kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa sebagai Gubernur Jawa Timur ini sama-sama berharap ada kemajuan bagi Jawa Timur yang bisa berdampak langsung pada nasib mereka.
“Sebenarnya becak ini kan kalau boleh dikatakan sudah tersingkir. Kalah dengan Ojek Online. Tapi karena enggak ada kerjaan lain, mau enggak mau, dapat duit atau tidak, kami tetap kerja becak,” ujar Liling.
Bagiyo menyampaikan harapan, agar kepemimpinan Khofifah kali ini bisa menaikkan kesejahteraan dirinya. Sebagai penarik becak, dia mengaku, kehidupannya sangat berkekurangan.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengatakan, open house seperti ini sudah dia gelar bahkan sejak dirinya menjadi menteri di era Abdurahman Wahid (Gus Dur) Presiden.
“Pertama, mungkin ada kebijakan pemerintah yang oleh satu elemen (masyarakat,red) dirasa kurang pas atau (kurang) menguntungkan, kurang fair. Hari ini saatnya bersalam-salaman,” katanya.
Pada kesempatan ini juga, silaturahmi ini menjadi ajang bagi Khofifah-Emil mewakili Pemprov Jatim untuk memohon maaf kepada masyarakat bila memang ada kekurangan.
“Pasti banyak. Karena tidak semua bisa terpenuhi dengan simsalabim,” ujarnya.(den/dwi)