Penanganan psikologis siswa SDN Gentong, Pasuruan pasca insiden ambruknya empat ruang kelas tidak bisa hanya dilakukan satu-dua kali saja. Margaretha Akademisi Psikologi Unair mengatakan, masa penyesuaian psikologis pasca bencana berlangsung 3-6 bulan. Menurutnya manusia memang membutuhkan proses penyesuaian kondisi psikologi, terlebih pasca mengalami kejadian besar.
“Masa penyesuaian psikologis, 3 sampai 6 bulan. Kalau orang terjadi suatu perubahan cukup besar, dalam hal ini, perlu proses. Gak bisa hari pertama datang, dikatakan semua baik-baik saja. Tidak perlu cemas, harus sekolah. Itu pendekatan yang kurang bijak. Karena manusia butuh proses, apalagi setelah ada proses besar,” ujar Retha pada Jumat (8/11/2019).
Ia juga mengatakan, guru di SDN tersebut juga harus mendapatkan pendampingan oleh psikolog. Guru harus mendapatkan pendampingan untuk memahami cara bersikap dan berkata-kata pada siswa pasca terjadi insiden besar di sekolahnya.
“Guru dibantu ahli psikologi. Perlu dibantu, bukan anak-anaknya aja, tapi gurnya juga, guru perlu bekerjasama dengan tenaga kesehatan mental profesional. Mendampingi anak,” katanya.
Retha mengatakan, masa tanggap kritis bencana untuk penanganan psikologis berlangsung 4-6 minggu. Pada periode ini, pendampingan anak-anak sangat penting untuk mereka memiliki pandangan yang relatif positif atas insiden tersebut.
Sebagai informasi, hingga saat ini belum ada penanganan psikologis pada siswa dan guru SDN Gentong, Pasuruan pasca insiden ruang kelas ambruk pada Selasa (5/11/2019). Siswa masih diliburkan dari kegiatan belajar mengajar di Sekolah selama sepekan dan baru masuk pada Senin (11/11/2019). (bas/iss/ipg)