Pemerintah Kota Surabaya menyediakan bantuan berupa kendaraan bagi warga yang terdampak banjir di Kelurahan Sumberejo, Kecamatan, Pakal, Surabaya.
Tranggono Wahyu Wibowo Camat Pakal mengatakan, bantuan tersebut dapat digunakan warga untuk berangkat kerja, pergi ke sekolah, atau pergi ke puskesmas dan rumah sakit.
Selain itu, Pemerintah kota melalui BPBD Linmas juga telah bersiap menyediakan bahan makanan untuk warga yang terjebak banjir. Terkait tempat pengungsian, ia menyebut saat ini warga belum mau dievakuasi. Mereka masih ingin menyelamatkan harta benda yang mereka miliki di rumah.
“Siang ini akan dikirim makanan ke beberapa warga yang terdampak, dan rumahnya tidak bisa masak karena terjebak banjir,” ujar Tranggono, Jumat (3/4/2019).
Tranggono menyebut, ada enam RW yang terdampak banjir di Kelurahan Sumberejo. Wilayah tersebut mencakup RW 2, RW 3, RW 4, RW 5, RW 7, dan RW 8. Sedangkan RW yang tidak terdampak adalah RW 1 dan RW 6.
Sebagaimana diketahui, banjir di kelurahan Sumberejo ini terjadi karena Tanggul yang menahan air dari Kali Lamong jebol. Ia menyebut, sejak pukul 02.00 pada Jumat (3/5/2019), air sudah terlihat tapi belum deras. Sekitar pukul 03.30 WIB, air mulai deras mengucur melewati tanggul yang jebol.
“Volume debit air dari Kali Lamong cukup besar, sampai dia melebihi tanggul yang sudah diperbaiki oleh pemerintah kota. Cukup tinggi disana. Hampir tiga meter, tinggi tanggulnya. Itu melewati,” ungkapnya.
Ia mengaku, sejak Kamis malam, begitu air terlihat naik, pihak kecamatan dan kelurahan telah memberi woro-woro kepada warga melalui masjid-masjid untuk melakukan antisipasi.
“kita minta sandbag ke Petugas PU. Bersama warga kerja bakti untuk masang sandbag ke tanggul-tanggul sisi selatan. Namun karena derasnya air, air tetep masuk,” kata Tranggono.
Sebelumnya, Nur Suud Ketua RW 3 Kelurahan Sumberejo mengatakan, jumlah RW yang terdampak berjumlah delapan RW. RW 3 menjadi wilayah terdampak paling parah karena berdekatan dengan tanggul yang jebol. Suud mengatakan, banjir di pemukiman sudah mencapai 1 meter. Rumah-rumah yang belum ditinggikan terdampak paling parah.(bas/tin/ipg)