Akademisi menganjurkan pemerintah agar membuat hotline layanan psikolog terkait insiden ruang kelas ambruk di SDN Gentong Pasuruan. Margaretha Akademisi Psikologi Unair mengatakan, hotline layanan psikolog penting agar siswa yang mengalami masalah psikologi pasca insiden, segera bisa ditangani ahli.
“Sebaiknya dibuka hotline, jadi kalau ada keluarga yang membutuhkan (anaknya mengalami masalah psikologi, red), bisa disalurkan ke psikolog. Gak harus nunggu Senin,” ujar Retha pada Jumat (8/11/2019).
Seperti diketahui, pasca insiden empat ruang kelas ambruk pada Selasa (5/11/2019) pagi, seluruh siswa diliburkan dan akan masuk kembali pada Senin (11/11/2019) mendatang. Hingga sat ini, belum ada penanganan psikologis apapun pada siswa di SDN tersebut.
Retha menambahkan, beberapa masalah akibat trauma pasca insiden tersebut mungkin bisa saja dialami siswa. Salah satunya susah tidur ataupun ketakutan yang terus menerus. Meski begitu, Retha menegaskan, tidak semua siswa akan mengalami trauma.
“Trauma, (terjadi, red) secara khas, alamiahnya (saat, red) ia mengalami persoalan. Takut, ngeri, justru adalah alamiah. Perbedaannya, orang-orang yang punya kemampuan itu bisa kembali seperti biasa. Tapi ada orang-orang yang punya persoalan psikologi hingga 1 bulan, dia punya kesulitan,”
“Misal kesulitan tidur, makan, persoalan psikologis. Setelah trauma, ada Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Ini untuk bisa didiagnosa, butuh waktu. Karena dalam titik tertentu, stress itu alamiah,” jelasnya.
Ia juga berpesan, pemerintah tidak boleh hanya berfokus pada perbaikan gedung dan penelurusan kasus saja. Penanganan kondisi psikologi anak juga harus mendapat perhatian. Anak-anak harus mendapat pendampingan dan pengertian yang cukup baik agar mereka tidak merasa takut belajar di sekolah. (bas/tin/ipg)