Indonesia berduka atas meninggalnya Bacharuddin Jusuf Habibie Presiden ke-3 Republik Indonesia, dalam usia 83 tahun, di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Sebagai bentuk penghormatan kepada jasa-jasa almarhum, Pemerintah meminta masyarakat memasang Bendera Merah Putih setengah tiang tanda berkabung nasional, besok 12 September sampai tanggal 14 September 2019.
Instruksi pemasangan bendera setengah tiang secara khusus dialamatkan pemerintah pusat untuk kantor-kantor lembaga negara dan instansi pemerintah, baik di dalam maupun luar negeri.
Pratikno Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) menyampaikan ini dalam keterangan pers yang dia sampaikan di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (11/9/2019) malam.
Mensesneg mengatakan, Presiden langsung memerintahkan seluruh jajaran Kementerian Sekretariat Negara memperhatikan seluruh keperluan almarhum dan keluarganya.
Perhatian itu termasuk persiapan membawa jenazah dari RSPAD ke rumah duka kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, dan urusan pemakaman.
Pratikno mengungkapkan, dia sudah berkoordinasi dengan Garnisun untuk menyiapkan liang lahat di Slot 120-121, Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta Selatan.
Lokasi makam BJ Habibie, persis di samping makam Almarhumah Ainun Habibie istrinya.
“Presiden memerintahkan saya supaya memfasilitasi seluruh keperluan almarhum dan keluarganya, termasuk persiapan malam ini pemakaman besok,” ujarnya di Kantor Kemensetneg, Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Lebih lanjut, Pratikno menyampaikan, Joko Widodo Presiden akan menjadi inspektur upacara pemakaman kenegaraan almarhum BJ Habibie.
Mensesneg bilang, sekarang dia masih menunggu hasil musyawarah keluarga besar BJ Habibie untuk menentukan waktu pemakaman.
Kabar meninggalnya BJ Habibie awalnya disampaikan oleh Dokter Terawan Agus Putranto Kepala RSPAD Gatot Subroto.
Menurut keterangan Dokter Terawan, BJ Habibie mengembuskan nafas terakhir petang hari ini sekitar pukul 18.05 WIB.
Sementara itu, Thareq Kemal Habibie putra kedua BJ Habibie mengungkapkan, ayahandanya meninggal karena faktor usia, dan berhentinya fungsi jantung. (rid/den)