Sebanyak 154 pejabat Pemerintah Kota Surabaya menjadi orang tua asuh bagi 163 anak yatim piatu yang berada di tiga kawasan eks lokalisasi seperti Sememi, Putat Jaya dan Krembangan, Surabaya.
“Masih banyak anak-anak yang mempunyai masalah di eks lokalisasi dan saat ini menjadi anak yatim piatu. Mereka itu ada yang ikut saudaranya atau diasuh oleh neneknya,” kata Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya saat acara penyerahan buku tabungan kepada anak yatim, piatu, dan yatim piatu program orang tua asuh di Graha Sawunggaling, Pemkot Surabaya, Sabtu (9/3/2019).
Menurut dia, program orang tua asuh dengan menjadikan pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya sebagai orang tua asuh bagi anak-anak yatim ini merupakan terobosan baru. Bantuan dari para pejabat pemkot itu nantinya akan menanggung uang sekolah, uang saku dan uang makan anak yatim.
“Anak-anak ini tentunya membutuhkan uang untuk sekolah. Kadang mereka juga minder saat tidak punya uang saku untuk sekolah, makanya kita perlu bantu,” kata Risma, sesuai rilis yang diterima suarasurabaya.net.
Risma mengatakan, tujuan utama program orang tua asuh ini untuk memberikan kesempatan yang sama kepada anak-anak yatim piatu di Surabaya. Supaya mereka bisa berhasil dan sukses seperti anak-anak lainnya.
Ia pun yakin bahwa anak-anak yang dibantu para pejabat Pemkot Surabaya ini akan berhasil dan bukan tidak mungkin akan menjadi wali kota, menteri dan bahkan presiden RI.
“Jadi, kita harus selalu optimistis dan jangan pernah pesimistis. Jangan karena anak yatim kita merasa tidak bisa sukses. Tunjukkan kepada kami bahwa kalian juga berhak sukses dan berhasil,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia meminta kepada para orang tua atau saudara anak yatim piatu itu supaya menjaga amanah dari pejabat Pemkot Surabaya ini. Bahkan, ia meminta meskipun ada masalah keluarga, diharapkan tidak mengusik amanah anak-anak yatim piatu itu.
“Bagaimana mungkin dia bisa menjadi direktur atau manajer kalau dia tidak punya ijazah. Jadi tolong dijaga amanah ini karena tidak mungkin mereka bisa mengubah nasibnya kalau mereka tidak sekolah,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga memberikan motivasi kepada anak-anak yatim piatu yang mendapatkan orang tua asuh. Ia meminta supaya anak-anak itu tidak malu dan tidak minder kalau hanya tidak punya sepatu bagus dan tas bagus. Sebab, hal itu tidak berhubungan dan tidak ada kaitannya dengan kepintaran dan kesuksesan.
“Kepada anak-anakku semuanya, sekarang kalian sudah punya biaya untuk sekolah, dan saat ini tidak ada alasan lagi bahwa kalian tidak punya uang untuk biaya sekolah. Mulai sekarang maju terus meskipun sepatu kalian jelek dan baju kalian jelek, karena bukan itu yang menjadikan kalian sukses dan berhasil. Kalian bisa sukses karena kemauan kalian, bukan orang lain,” katanya.
Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga memberikan pencerahan kepada para pejabat Pemkot Surabaya yang telah bersedia menjadi orang tua asuh. Risma menyampaikan terima kasih atas kesediaannya menjadi orang tua asuh dan bersedia membantu anak-anak yatim.
“Percayalah bahwa kita tidak akan semakin miskin hanya karena membantu mereka. Mudah-mudahan yang teman-teman lakukan ini bisa membantu mereka. Saya tidak bisa membalas apa-apa dan yakinlah bahwa anak-anak ini akan mendoakan teman-teman pemkot,” kata dia.
M. Januar Rizal Kepala Bidang Keagamaan dan Swadaya Sosial Dinas Sosial Surabaya mengatakan, setiap bulan, anak-anak yatim piatu ini akan mendapatkan bantuan untuk uang makan, uang saku dan uang sekolah yang langsung masuk ke rekening mereka masing-masing.
“Jumlah anak yatimnya memang lebih banyak karena ada pejabat yang menjadi orang tua asuh bagi satu sampai tiga anak. Bantuan dari pejabat ini langsung masuk ke rekening anak yatim ini, namanya auto debit,” kata Januar.
Ia memastikan sementara ini memang mengkhususkan bagi anak-anak yang ada di kawasan eks lokalisasi seperti eks lokalisasi Sememi, Putat Jaya dan Krembangan. Namun begitu, ia mengaku tidak menutup kemungkinan program ini akan terus berkembang hingga mencakup anak yatim di seluruh Kota Surabaya.
“Anak-anak yatim ini umurnya mulai 3 tahun sampai sebelum 18 tahun. Program ini berbeda dengan program permakanan untuk anak yatim, kalau program permakanan untuk anak yatim saat ini sudah mencapai 4 ribuan lebih,” katanya. (ang)