Sabtu, 23 November 2024

Paguyuban PTN se-Jatim Inisiasi KKN Kolaboratif Brantas

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Sejumlah perwakilan PTN dalam paguyuban Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menemui Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (22/11/2019). Foto: Denza suarasurabaya.net

Paguyuban Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Jawa Timur menginisiasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif Brantas untuk meningkatkan peran PTN terhadap pembangunan di Jawa Timur.

Sejumlah perwakilan PTN dalam paguyuban itu menemui Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (22/11/2019).

Mereka antara lain perwakilan dari Universitas Airlangga, Universitas Negeri Malang, UIN Malang, ITS, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Brawijaya, UIN Sunan Ampel Surabaya, dan UPN.

Eko Supeno Koordinator KKN Kolaboratif Brantas mengatakan, program kolaborasi PTN itu akan mengadakan KKN selama setahun penuh. “Dari Desember sampai Desember lagi,” ujarnya.

PTN se-Jatim yang tadinya memiliki durasi KKN masing-masing akan berkolaborasi agar program KKN terus berkesinambungan di wilayah desa DAS Brantas di Jawa Timur selama setahun penuh.

“Tujuannya, hampir sama seperti sebelumnya. Proses belajar mengajar dan untuk membantu masyarakat. Kami ingin menjadi bagian dari proses peningkatan kapasitas masyarakat,” katanya.

Salah satu yang akan dapat dikolaborasikan dengan pemerintah, kata Eko, adalah data-data riil di masyarakat yang dikumpulkan oleh mahasiswa peserta KKN, yang bisa menjadi bahan pertimbangan pemerintah.

“Ada dua model KKN Kolaboratif ini. Reguler dan tematik. Reguler itu berbasis kemampuan pokok masing-masing perguruan tingg. Unair misalnya, kami kuat di kesehatan, IAIN mengangkat moral, dan lain sebagainya,” katanya.

Sedangkan model tematik, Paguyuban PTN sudah punya konsep yang dinamai Brantas Tuntas. Tujuannya, tidak hanya menjadikan kawasan DAS Brantas bersih, tapi juga memberdayakan masyarakat di sekitar.

“Mengedukasi masyarakat tentang hidup sehat, akrab dengan sungai, lalu meningkatkan perekonomian, juga aspek lain seperti aspek sosial dan lingkungan,” katanya.

Tidak hanya itu, Politeknik Perkapalan Negeri di Surabaya yang juga menjadi bagian dari paguyuban itu, kata Eko, juga sudah siap mendesain perahu khusus yang sesuai dengan DAS Brantas.

“Perahu yang mudah dioperasikan, tidak terlalu mahal, dan berbasis potensi lokal yang ada,” katanya.

Khofifah Gubernur Jatim menyambut baik inisiatif Paguyuban PTN se-Jatim itu. Hal itu seiring dengan keinginan Pemprov Jatim untuk meningkatkan kualitas air sungai di wilayah Jawa Timur.

Dia berharap, inisiasi paguyuban itu bisa turut mewujudkan peningkatan kualitas air di DAS Brantas melalui berbagai kegiatan KKN Kolaboratif. Salah satunya dengan melakukan penanaman di sepanjang sungai.

“Judulnya memang kolaborasi sungai berantas, programnya nanti gotong royong menjadikan kualitas air kita semakin meningkat. Misalnya, bisa dengan menanam (pohon) di sekitar sungai,” katanya.

Dalam pertemuan yang juga dihadiri sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah Pemprov Jatim itu, Khofifah menunjuk Kepala Dinas Lingkungan Hidup sebagai pemimpin proyek.

“Nanti Jasa Tirta juga akan membantu kita, bagaimana sebetulnya sampling sumber daya air Brantas, dan apa saja yang diperlukan untuk meningkatkan kualitasnya. Karena air ini termasuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat,” ujarnya.(den/dwi/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs