PT PAL Indonesia meluncurkan alutsista terbaru berupa kapal selam yang diberi nama Kapal Selam seri Alugoro-405
Kapal tersebut secara resmi diluncurkan oleh Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu Menteri Pertahanan RI di Dermaga Fasilitas Kapal Selam, PT PAL, Ujung, Surabaya, Kamis (11/4/2019).
Rariya Budi Harta Sekertaris Perusahaan PT PAL mengatakan secara resmi kapal selam ini akan dinamai KRI Alugoro-405 , setelah melalui serangian uji coba.
Rariya juga menyebutkan kapal selam ini merupakan kapal ketiga. Pembuatannya menggunakan skema Transfer of Technology (TOT). Dalam hal ini, ada sekitar 206 putra putri terbaik bangsa yang dikirim ke Korea Selatan untuk belajar.
“Ini merupakan rangkaian. Jadi kalau dilihat dari kontrak pembeliannya, Menteri Pertahanan dan DSME ada 3 unit kapal selam. Yang pertama Nagapasa-403, dan yang kedua Ardadedali-404. Itu sudah terkirim di Indonesia,” kata Rariya.
“Saat pembuatan kapal selama pertama dan kedua, kami kirimkan 206 pegawai PT PAL ke Korea Selatan untuk belajar. Nah, kapal ketiga itu pembuatannya di kita sendiri. Nah hebatnya, kita zero defect saat membuatnya, Korea sendiri sampai terkejut dan salut karena tingkat errornya nol,” kata dia.
Menurutnya, Indonesia patut berbangga karena kapal selam pertama yang akan segera bergabung dengan jajaran armada kapal selam TNI AL adalah kapal selam pertama yang diproduksi oleh anak bangsa. Bahkan, Indonesia juga menjadi satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang mampu mengembangkan dan membangun teknologi kapal selam.
Dia pun menambahkan, kapal berjenis Diesel Electric Submarine U209 / 1400 (KSDE U209 Chang Bogo Class) ini, merupakan hasil kerjasama antara PT PAL Indonesia (Persero) dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Korea Selatan.
Kapal selam tersebut memiliki panjang keseluruhan 61,3 meter dengan kecepatan mencapai 21 knot ketika berada dibawah air. Selain itu, juga mampu membawa 40 kru dengan kemampuan jelajah hingga 50 hari dan didesain dengan life time mencapai 30 tahun.
Adapun bobot kapal tersebut sebesar 1.460 ton saat muncul di permukaan, dan 1.596 ton ketika menyelam dibawah permukaan.
“Industri pertahanan Indonesia khususnya matra laut mendapatkan kekuatan baru sebagai upaya penguatan sistem pertahanan negara dalam menjaga dari potensi ancaman yang ada. Asa Indonesia sebagai negara yang mandiri di bidang sistem pertahanan negara akan segera diwujudkan dengan adanya produk kapal selam buatan dalam negeri,” kata dia
Rariya mengatakan, pemerintah berencana akan kembali melakukan kontrak untuk kapal selam berikutnya. Pihak PT PAL pun dalam hal ini mengaku siap atau mendukung kemandirian industri pertahanan. Sebagai satu-satunya galangan yang memiliki fasilitas kapal selam, pihaknya akan siap memberikan peran aktifnya. (ang/dwi/rst)