Open House di Wellington, Dubes Tantowi All Out Jamu Ratusan Tamu

Tantowi Yahya Dubes RI untuk Selandia Baru, benar-benar sibuk di acara Open House Lebaran Idulfitri 1440 Hijriah di Wisma Duta Wellington Sabtu (8/6/2019). Sebagai tuan rumah, dia dan isterinya Dewi bukan saja sibuk menyalami setiap tamu yang hadir, namun juga sibuk tampil sebagai penyanyi.

Dubes yang juga mantan penggiat Country itu menyanyi macam-macam lagu dari Pop, Country sampai Dangdut. Suasana seru sampai sore karena para undangan pun ikut bernyanyi.

Open House Lebaran dan Natal adalah acara rutin setiap tahun yang dilaksanakan oleh KBRI Wellington untuk warga Indonesia dan undangan lainnya.

Yang istimewa dari Open House kali ini yang hadir membeludak. Tidak kurang 300 orang hadir termasuk beberapa tamu asing yang merupakan sahabat dekat dari Dubes Tantowi dan isteri.

“Mereka ini datang untuk merasakan kemeriahan Idulfitri. Saya senang melihat mereka berbaur bersama warga kita menikmati hidangan khusus lebaran berupa Ketupat, Pempek, Tekwan, Es Teler dan kopi khas Indonesia,” ujar Tantowi dalam rilis yang diterima suarasurabaya.net.

Dubes Tantowi dan isteri dengan dukungan segenap staff KBRI terlihat All Out sebagai tuan rumah. Bukan saja makanan yang lezat yang mereka sediakan tapi juga hiburan yang membuat betah para tamu juga disiapkan.

Semua yang hadir merasakan kehangatan meski cuaca sedang dingin. Open House diawali dengan sambutan Dubes yang menjelaskan makna lebaran bagi umat Muslim. Open House kata Tantowi bukan sekadar selebrasi tapi juga sarana mengokohkan silaturahmi diantara warga Indonesia di rantau.

Mengakhiri sambutannya, Tantowi mengundang seluruh staff KBRI untuk tampil emnyanyikan lagu “Selamat Lebaran” yang dinyanyikan secara kompak. Lagu pembuka ini membuat suasana semakin cair. Setelah itu Tantowi menyanyikan beberapa lagu. Ketika dia menyanyikan lagu-lagu Dandut, para tamu pun berhamburan joget.

Agnes Espineda, warga Selandia Baru yang hadir kagum melihat kemeriahan acara yang berlangsung dalam suasana akrab kekeluargaan. “Suasana seperti ini tidak pernah saya lihat di komunitas lainnya,” kata Agnes. (faz)