Novel Baswedan Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih menunggu pengumuman hasil temuan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) penyerangan dirinya.
Dia berharap, tim bentukan Jenderal Polisi Tito Karnavian Kapolri itu mendapat hasil positif berdasarkan fakta, bisa dibuktikan, dan bukan spekulasi.
Salah satu faktor kunci yang menurut Novel penting untuk diungkap adalah pelaku yang menyiram air keras ke wajahnya. Karena, pengungkapan kejahatan lapangan, kata Novel, harus dimulai dari eksekutor lapangannya.
Penyidik senior KPK itu menilai, kerja TGPF yang beranggotakan 65 orang dari unsur praktisi hukum, internal KPK, serta kepolisian akan sia-sia kalau hasilnya spekulasi tentang dalang penyerangan.
“Jangan sampai ada upaya spekulasi siapa aktor intelektual atau dalang penyerangan, tapi melupakan pelaku lapangannya. Karena, mengungkap kejahatan lapangan harus dimulai dari pelaku lapangannya. Saya harap benar-benar ada upaya pembuktian sesuai aturan dan standar investigasi orang-orang yang berpengalaman,” ucapnya di Kantor KPK, Jakarta Selatan, Rabu (10/7/2019).
Sekadar informasi, kemarin, Selasa (9/7/2019), TGPF menyampaikan hasil kerja selama enam bulan untuk menemukan fakta-fakta penyerangan Novel Baswedan, kepada Kapolri.
Nurkholis Anggota TGPF menyebut, laporan setebal 170 halaman dengan lampiran sekitar 1.500 halaman merupakan hasil penyelidikan dengan pendekatan ilmu pengetahuan (scientific investigation).
Sementara itu, Irjen Pol Mohammad Iqbal Kadivhumas Polri mengatakan, ada temuan menarik dari penyelidikan TGPF.
Mantan Kapolrestabes Surabaya tersebut bilang, temuan itu akan sampaikan kepada publik paling lambat pekan depan.
Seperti diketahui, Novel Baswedan jadi korban siraman air keras, sesudah Sholat Subuh di masjid dekat rumahnya, kawasan Kepala Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4/2017).
Akibatnya, mata dan hidung Penyidik KPK yang sebelumnya anggota Polri itu mengalami cedera serius, sehingga harus menjalani serangkaian operasi medis. (rid/rst)