Njogo Suroboyo spirit yang wajib dimiliki dan diaktualisasikan seluruh elemen masyarakat untuk menjaga keamanan dan kebersamaan di Kota Surabaya. Njogo Suroboyo akan dipentaskan dalam lakon Ludruk.
Meimura sutradara Njogo Suroboyo membenarkan bahwa spirit bersama-sama menjaga kota tercinta ini sejak lama memang sudah ada dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari perkembangan kota.
“Sejak zaman sebelum kemerdekaan, spirit untuk bersama-sama menjaga Kota Surabaya sudah dilakukan oleh para pejuang bersama berbagai elemen masyarakat kala itu. Itu terus berjalan hingga hari-hari ini. Spirit untuk bersama menjaga keamanan dan kenyamanan Kota Surabaya,” terang Meimura.
Elemen masyarakat yang ada, lanjut Meimura, mulai dari masyarakat biasa, Polisi, Tentara bahkan para tokoh agama, bahu membahu menjaga Kota Surabaya. “Sebelum kemerdekaan, sesudah kemerdekaan hingga era Bu Risma (Tri Rismaharini Walikota Surabaya; red) itu harus terus ditularkan,” kata Meimura.
Meimura mengingatkan bahwa generasi muda, khususnya generasi muda kota Surabaya perlu diingatkan bahwa ditangan mereka juga masa depan Kota Surabaya ini akan berlangsung.
“Kalau tidak diingatkan, pentingnya bersama-sama menjaga kota tercinta ini, generasi muda bisa jadi akan kebingungan. Dan pementasan Ludruk dengan lakon Njogo Suroboyo ini, diharapkan memang akan menjadi bagian dari sosialisasi pentingnya bersama-sama menjaga Surabaya,” tegas Meimura.
Latihan terus dilakukan oleh para pendukung pementasan Ludruk ini, Rabu (16/1/2019) pengarahan sekaligus blocking panggung dilakukan di penaggung Balai Budaya Surabaya dibawah arahan langsung Meimura sebagai sutradara.
Lakon Njogo Suroboyo dijadwalkan dipentaskan di Balai Budaya Surabaya, pada Minggu (20/1/2019) dengan menampilkan sejumlah tokoh masyarakat satu diantaranya adalah Kombespol Rudi Setiawan Kapolrestabes Surabaya.(tok/rst)