Sebanyak 250 anggota Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) dari 24 Perguruan Tinggi di Indonesia dan Malaysia berkumpul di Surabaya untuk melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) V pada 19-20 Januari 2019.
Bertempat di Pondok Pesantren Sidosero Dalam, Surabaya, Arif Abdurrohim Presidium Nasional 1 KMNU Nasional mengatakan, Munas V di Surabaya mengangkat tema “Bersinergi menyongsong masa depan NU dan Bangsa dengan menguatkan karakter santri dalam jiwa generasi muda”.
Tema ini lahir sebagai semangat untuk memastikan kader-kader KMNU dan mahasiswa nahdliyin agar tidak merasa limbung dan memiliki karakter kuat.
“Karakter santri sebenarnya banyak persamaannya dengan non santri. Kita semangat mencari ilmu, akan tetapi ada satu yang tidak dimiliki oleh kebanyakan non santri. Yaitu ketawadhuan (rendah hati,red),” ujar Arif.
Arif Abdurrohim Presidium Nasional 1 KMNU Nasional. Foto: Baskoro suarasurabaya.net.
Menurutnya, sifat tawadhu merupakan karakter santri yang sangat penting dan tidak boleh hilang ketika santri menjadi seorang mahasiswa. Seorang santri akan sangat menghormati ilmu dan menghormati gurunya.
Surabaya sendiri terpilih menjadi tuan rumah setelah diputuskan pada Munas sebelumnya yang berlokasi di Bogor. Menurut Arif, saat ini banyak KMNU perguruan tinggi di Surabaya dan Jawa Timur yang sedang mendaftar di KMNU Nasional. Dengan adanya Munas di Surabaya, gaung KMNU akan berdampak bagi perguruan tinggi lain yang belum menjadi bagian dari KMNU.
Ia berharap, melalui Munas ini, presidium nasional selanjutnya bisa memegang spesifikasi kerja dengan baik. Terutama, ia juga mengingatkan, agar semua presnas yang terpilih tetap bisa independen di tahun politik 2019.
Sebagai informasi, sebelumnya pada Jumat (18/1/2019) acara Munas diawali terlebih dahulu dengan seminar nasional di kantor PWNU Jawa Timur. Seminar ini mengundang beberapa tokoh nasional seperti Maksum Machfudz Wakil Ketua Umum PBNU dan Mohammad Nuh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI periode 2009-2014. (bas/tin/ipg)